Pertamina Klaim Stok Solar Bersubsidi Cukup untuk 20 Hari
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 26 Maret 2022 16:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengklaim stok solar bersubsidi cukup untuk 20 hari. Pernyataan ini menanggapi kelangkaan solar di berbagai wilayah.
"Untuk stok solar subsidi, di Pertamina masih di level 20. Penyaluran solar subsidi disesuaikan dengan kuota yang ditetapkan pemerintah," ujar Irto saat dihubungi melalui pesan pendek, Sabtu, 26 Maret 2022.
Kelangkaan stok solar bersubsidi terjadi seiring dengan meningkatnya harga acuan minyak dunia. Konsumen BBM solar bersubsidi di sejumlah wilayah, seperti Sumatera Utara hingga Sulawesi, mengeluhkan tirisnya pasokan.
Beberapa pelaku usaha logistik bahkan mewacanakan mogok. Sebab, kelangkaan ini mempengaruhi kelancaran distribusi barang ke daearah.
Irto menyatakan pihaknya berkoordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta pemerintah daerah untuk memastikan stok diterima oleh konsumen. Dia menyebut Pertamina telah menyalurkan BBM solar bersubsidi di atas kuota yang telah ditetapkan.
"Kami mengimbau agar kendaraan indutri dan masyarakat yang mampu dapat mengisi BBM non-subsidi seperti Dexlite dan Pertadex," katanya.
<!--more-->
Penugasan penyediaan dan pendistribusian kuota volume penyaluran jenis bahan bakar minyak tertentu (JBT) tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 102/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 dan Nomor 103/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 tanggal 27 Desember 2021.
Berdasarkan regulasi tersebut, BPH Migas mengeluarkan penugasan penyediaan dan pendistribusian kuota volume penyaluran JBT kepada PT Pertamina (Persero) cq PT Pertamina Patra Niaga dan PT AKR Corporindo Tbk.
Penetapan kuota ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat serta kemampuan keuangan negara. Adapun selama 2022, kuota JBT yang disalurkan untuk minyak solar (Gasoil) sebesar 15,1 juta kiloliter.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Pertamina International Shipping Investasi Rp 43,1 Triliun untuk 69 Kapal Baru