Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan didampingi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (kiri), Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana (ketiga kiri) dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kedua kiri) saat peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Ultra Fast Charging di Central Parking Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat, 25 Maret 2022. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta 40 persen dari Rp 1.071,4 triliun potensi belanja pemerintah pusat dan daerah digunakan untuk pengadaan produk lokal. Besarnya yaitu Rp 400 triliun dan ditargetkan bisa tercapai Mei 2022 ini.
"Tadi pagi saya cek baru Rp 214 triliun," kata dia kepada para menteri dan kepala daerah dalam acara Pengarahan tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat, 25 Maret 2022.
Target ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam gerakan bangga buatan Indonesia. Nilai Rp 400 triliun yang semula adalah target sampai akhir tahun, dipercepat ke Mei 2022 ini.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga telah melaporkan ke Jokowi di acara yang sama bahwa belanja produk dalam negeri melalui e-katalog menjadi Rp 500 triliun pada 2022. Angka itu lebih tinggi dari target semula sebesar Rp 400 triliun.
Adapun angka Rp 214 triliun juga tercapai karena ada kegiatan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri di Nusa Dua Bali. Acara digelar pada 22-24 Maret 2022.
“Per sore ini menembus angka Rp 200 triliun,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis.
Untuk pengadaan barang dan jasa, Jokowi menyebut anggaran modal pemerintah pusat mencapai Rp 526 triliun. Pemerintah daerah lebih besar lagi yaitu Rp 535 triliun. Sementara di BUMN yaitu Rp 420 triliun. "Ini duit gede banget, besar sekali, enggak pernah kita lihat," kata Jokowi.
Kalau saja 40 persen dari total anggaran modal pengadaan ini bisa dialihkan untuk produk lokal, kata Jokowi, maka hal ini bisa memicu pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah sampai 1,71 persen.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.