Sri Mulyani Sebut Kesenjangan Kemampuan Keuangan Antardaerah Turun

Reporter

Antara

Kamis, 10 Maret 2022 13:13 WIB

Sri Mulyani dalam webinar Women Leaders Forum (WLF) 2022: "Achieving an Equal Future" pada 8 Maret 2022/Unilever

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan berbagai capaian desentralisasi fiskal selama 20 tahun terakhir menunjukkan hasil yang positif dan ikut berkontribusi terhadap kinerja nasional.

“Selama ini hubungan pusat dan daerah yang diatur UU HKPD yang lama selama 20 tahun pelaksanaannya kita sudah mencapai beberapa hal,” kata Sri Mulyani dalam kick off Sosialisasi Undang-Undang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (UU HKPD) di Jakarta, Kamis, 10 Maret 2022.

Beberapa capaian positif dalam desentralisasi fiskal ini meliputi kesenjangan kemampuan keuangan antardaerah atau theil index yang menunjukkan tren semakin berkurang yaitu dari 0,33 pada 2016 menjadi 0,23 pada 2020 atau turun 0,1.

“Tidak secepat yang kita inginkan tapi trennya menurun,” ujar dia.

Kemudian penerimaan pajak daerah terhadap produk domestik regional bruto dari 2016-2019 mengalami peningkatan meski basisnya masih terbatas sedangkan pada 2020 turun akibat pandemi Covid-19.

Selanjutnya, pengelolaan administrasi keuangan daerah juga semakin baik yang ditandai dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang terus naik.

“Pengelolaan administrasi keuangan di daerah membaik paling tidak kesadaran untuk membangun laporan keuangan daerah di mana statusnya diaudit oleh BPK menjadi WTP meningkat,” kata dia.

Capaian terakhir adalah adanya pelaksanaan otonomi dan desentralisasi fiskal yang telah berkontribusi untuk perbaikan berbagai capaian layanan publik dasar dan kesejahteraan.

Meski selama 20 tahun sudah banyak capaian, Sri Mulyani mengakui bahwa masih banyak tugas yang harus diselesaikan dan diperbaiki seperti transfer ke daerah belum optimal.

Selain itu kualitas belanja di daerah yang belum efektif karena masih didominasi untuk kegiatan bersifat administratif seperti membayar gaji pegawai serta kebijakan fiskal pusat dan daerah yang belum sinkron.

Oleh sebab itu ia mengatakan pemerintah melakukan revisi terhadap UU HKPD agar kebijakan lebih optimal. “Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas daerah dan kualitas belanja daerah serta harmonisasi antara kebijakan fiskal pusat dengan fiskal di daerah,” ujar Sri Mulyani.

ANTARA

Baca: Kata Core Soal Kabar Bambang Susantono Ditunjuk Jadi Kepala Badan Otorita IKN

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

6 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

10 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

10 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Suap demi Predikat WTP dari BPK

2 hari lalu

Suap demi Predikat WTP dari BPK

Suap demi mendapatkan predikat WTP dari BPK masih terus terjadi. Praktik lancung itu dinilai terjadi karena kewenangan besar milik BPK.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya