Harga Kedelai Naik, Mendag Lutfi Segera Umumkan Harga Wajar Tahu dan Tempe
Reporter
M. Faiz Zaki
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 22 Februari 2022 15:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan harga wajar tahu dan tempe di pasaran. Dia mengklaim pihaknya sudah menjembatani antara importir dan perajin untuk mendiskusikan terkait kenaikan harga kedelai.
Lutfi mengatakan, harga impor kedelai saat ini US$ 15,86 per bushel, atau lebih rendah dari harga pada Mei 2021 sebesar US$ 16 per bushel.
“Jadi kita sudah melewati itu, saya sudah menjembatani antara importir dan perajin di pasar dan akan mengumumkan kepada mereka harga wajar tahu dan tempe itu berapa,” kata Lutfi dalam video unggahan dari akun Instagram Menteri BUMN Erick Thohir @erickthohir, saat di Pasar Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, 22 Februari 2022.
Namun Lutfi belum memastikan kapan harga wajar tahu dan tempe tersebut akan direalisasikan. Langkah ini juga memberi perhatian kepada pedagang agar tidak memarahi para perajin karena harga olahan kacang kedelai itu terus naik.
Dalam video tersebut, Lutfi juga memaparkan biang keladi kenaikan harga kedelai di hadapan pedagang dan awak media. Ia menyatakan, pasokan kacang kedelai Indonesia bergantung pada pasar internasional. Pada 2021, impor kedelai mencapai 2,5 juta ton.
Sedangkan produksi kedelai di dalam negeri tidak melebihi 300 ribu ton pada tahun lalu. “Kita ini bergantung pada pasar internasional. Sekarang ini sedang mengalami kejadian-kejadian yang pertama harga tinggi sekali disebabkan urea sudah naik 223 persen di pasar internasional dalam 15 bulan terakhir,” ujar Lutfi.
Penyebab lain, kata Mendag, Cina telah membeli 60 persen hasil produksi kedelai dunia. Dia mengatakan Cina membeli lebih dari 100 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya.
<!--more-->
Lutfi mengatakan, jika kuantitas pembelian dari Cina naik, maka harga juga ikut naik. Faktor geopolitik Rusia dan Ukraina ternyata juga diduga menjadi penyebab kenaikan harga kedelai.
“Yang terakhir ini terjadi ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, yang menyebabkan naiknya harga terigu. Nah terigu itu bersamaan dengan harga kedelai, hal-hal itu yang menyebabkan tingginya harga,” kata Lutfi.
Selain itu, Mendag juga memaparkan, apabila harga kedelai sampai US$ 18 per bushel, pihaknya akan mengeluarkan mekanisme supaya tidak memberatkan. Mengenai kelanjutannya, Lutfi mengklaim masih mengajak diskusi dengan perajin, pedagang, dan koperasi.
Para perajin tahu tempe di sejumlah lokasi mulai mogok produksi hingga beberapa hari ke depan karena lonjakan harga kedelai impor. Ratusan perajin tahu tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, misalnya, siap menghentikan produksi sementara selama tiga hari ke depan mulai Senin besok sampai Rabu (21-23 Februari 2022) karena tingginya harga kedelai impor di pasaran.
"Kita sepakat menerima keputusan Puskopti Jakarta untuk melakukan mogok produksi agar pemerintah dapat menstabilkan kembali harga kedelai di pasaran," kata Mad Soleh (55 tahun), perajin tahu di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Minggu 20 Februari 2022.
Baca: Negara Lain Mulai Transisi Pandemi ke Endemi, Luhut Sebut RI Tak Perlu Latah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.