Harga Kedelai Naik, Mendag Lutfi Segera Umumkan Harga Wajar Tahu dan Tempe

Selasa, 22 Februari 2022 15:53 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir, bersama Menteri Perdagangan M Lutfi , Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau kontainer yang berisi komoditas pertanian saat pelepasan ekspor bersama produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 12 Maret 2021. Pelepasan ekspor komoditas pertanian Jatim di pelabuhan tersebut senilai Rp140 miliar dari total keseluruhan yang tersebar di 52 pelabuhan di Indonesia sebanyak Rp1,2 triliun. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan harga wajar tahu dan tempe di pasaran. Dia mengklaim pihaknya sudah menjembatani antara importir dan perajin untuk mendiskusikan terkait kenaikan harga kedelai.

Lutfi mengatakan, harga impor kedelai saat ini US$ 15,86 per bushel, atau lebih rendah dari harga pada Mei 2021 sebesar US$ 16 per bushel.

“Jadi kita sudah melewati itu, saya sudah menjembatani antara importir dan perajin di pasar dan akan mengumumkan kepada mereka harga wajar tahu dan tempe itu berapa,” kata Lutfi dalam video unggahan dari akun Instagram Menteri BUMN Erick Thohir @erickthohir, saat di Pasar Purworejo, Jawa Tengah, Selasa, 22 Februari 2022.

Namun Lutfi belum memastikan kapan harga wajar tahu dan tempe tersebut akan direalisasikan. Langkah ini juga memberi perhatian kepada pedagang agar tidak memarahi para perajin karena harga olahan kacang kedelai itu terus naik.

Dalam video tersebut, Lutfi juga memaparkan biang keladi kenaikan harga kedelai di hadapan pedagang dan awak media. Ia menyatakan, pasokan kacang kedelai Indonesia bergantung pada pasar internasional. Pada 2021, impor kedelai mencapai 2,5 juta ton.

Advertising
Advertising

Sedangkan produksi kedelai di dalam negeri tidak melebihi 300 ribu ton pada tahun lalu. “Kita ini bergantung pada pasar internasional. Sekarang ini sedang mengalami kejadian-kejadian yang pertama harga tinggi sekali disebabkan urea sudah naik 223 persen di pasar internasional dalam 15 bulan terakhir,” ujar Lutfi.

Penyebab lain, kata Mendag, Cina telah membeli 60 persen hasil produksi kedelai dunia. Dia mengatakan Cina membeli lebih dari 100 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negerinya.

<!--more-->

Lutfi mengatakan, jika kuantitas pembelian dari Cina naik, maka harga juga ikut naik. Faktor geopolitik Rusia dan Ukraina ternyata juga diduga menjadi penyebab kenaikan harga kedelai.

“Yang terakhir ini terjadi ketegangan antara Rusia dengan Ukraina, yang menyebabkan naiknya harga terigu. Nah terigu itu bersamaan dengan harga kedelai, hal-hal itu yang menyebabkan tingginya harga,” kata Lutfi.

Selain itu, Mendag juga memaparkan, apabila harga kedelai sampai US$ 18 per bushel, pihaknya akan mengeluarkan mekanisme supaya tidak memberatkan. Mengenai kelanjutannya, Lutfi mengklaim masih mengajak diskusi dengan perajin, pedagang, dan koperasi.

Para perajin tahu tempe di sejumlah lokasi mulai mogok produksi hingga beberapa hari ke depan karena lonjakan harga kedelai impor. Ratusan perajin tahu tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, misalnya, siap menghentikan produksi sementara selama tiga hari ke depan mulai Senin besok sampai Rabu (21-23 Februari 2022) karena tingginya harga kedelai impor di pasaran.

"Kita sepakat menerima keputusan Puskopti Jakarta untuk melakukan mogok produksi agar pemerintah dapat menstabilkan kembali harga kedelai di pasaran," kata Mad Soleh (55 tahun), perajin tahu di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Minggu 20 Februari 2022.

Aksi mogok produksi tahu tempe secara serentak itu dilakukan di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Banten selama tiga hari ke depan. Saat ini, harga kedelai impor di pasaran masih tinggi dengan kisaran antara Rp 570 ribu sampai Rp 600 ribu per 50 kg, padahal sebelumnya Rp 300 ribu per kg. Kenaikan harga kedelai itu tentu membuat pendapatan perajin tahu tempe terpuruk dan terancam gulung tikar.
FAIZ ZAKI | ANTARA

Baca: Negara Lain Mulai Transisi Pandemi ke Endemi, Luhut Sebut RI Tak Perlu Latah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Gandeng Kepolisian untuk Jaga Stabilitas Bahan Pokok Momen Lebaran 2024

32 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Gandeng Kepolisian untuk Jaga Stabilitas Bahan Pokok Momen Lebaran 2024

Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan menggandeng Kepolisian untuk menjaga stabilitas bahan pokok selama Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Persiapan-persiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN, Mahasiswa Jadi Korban TPPO di Jerman BP2MI Ingatkan Prosedur Magang di Luar Negeri

35 hari lalu

Terkini: Persiapan-persiapan Upacara 17 Agustus 2024 di IKN, Mahasiswa Jadi Korban TPPO di Jerman BP2MI Ingatkan Prosedur Magang di Luar Negeri

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan presiden terpilih Pilpres 2024 melihat perkembangan pembangunan IKN pada Senin, 18 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

40 hari lalu

Terkini: Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura Tembus Rp 11 Triliun, Harga Tiket Promo AirAsia Rute Internasional Mulai Rp 990 Ribuan

LPM FEB UI meneliti dampak ekonomi dari konser Taylor Swift dan Coldplay di Singapura. Perhelatan konser dua bintang dunia tersebut tembus Rp 11 T.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Tunda Pelaksanaan Permendag 36/2023, Soal Apa? Begini Bunyinya

40 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Tunda Pelaksanaan Permendag 36/2023, Soal Apa? Begini Bunyinya

Mendag Zulkifli Hasan nyatakan Permendag 36/2023 akan ditunda sebagian. Ini peraturan soal apa? Begini bunyi aturannya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Tanggapi Minyak Makan Merah: Bagus Sekali

41 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Tanggapi Minyak Makan Merah: Bagus Sekali

Zulkifli Hasan tidak menjelaskan secara detail mengenai bagaimana pendistribusian minyak makan merah nantinya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Alasan Cabai Mahal: Pertanian Indonesia Masih Tergantung Cuaca

41 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Alasan Cabai Mahal: Pertanian Indonesia Masih Tergantung Cuaca

Zulkifli Hasan mengatakan RI harus mengembangkan pertanian terutama cabai yang tidak terpengaruh dengan cuaca.

Baca Selengkapnya

Harga Cabai Turun jadi Rp 80.000 per Kilogram di Pasar Kramat Jati, Bagaimana Bahan Pangan Lainnya?

41 hari lalu

Harga Cabai Turun jadi Rp 80.000 per Kilogram di Pasar Kramat Jati, Bagaimana Bahan Pangan Lainnya?

Harga bahan pangan seperti harga cabai keriting, daging sapi, daging ayam hingga beras itu masih tergolong tinggi.

Baca Selengkapnya

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Terbukti Langgar Administrasi Pemilu 2024, Ini Kronologi dan Sanksi Bawaslu

56 hari lalu

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan Terbukti Langgar Administrasi Pemilu 2024, Ini Kronologi dan Sanksi Bawaslu

Mendag dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan terbukti melanggar administrasi pemilu terkait cuti kampanye. Lantas, bagaimana kronologi dan sanksi Bawaslu?

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Masyarakat Konsumsi Beras SPHP

26 Februari 2024

Mendag Zulkifli Hasan Ajak Masyarakat Konsumsi Beras SPHP

Mendag Zulkifli Hasan pastikan ketersediaan beras SPHP dan upaya penstabilan harga.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Terus Naik, Solusi Zulkifli Hasan Minta Masyarakat Beralih dari Beras Premium ke Beras SPHP, Apakah Itu?

22 Februari 2024

Harga Beras Terus Naik, Solusi Zulkifli Hasan Minta Masyarakat Beralih dari Beras Premium ke Beras SPHP, Apakah Itu?

Harga beras terus naik. Mendag Zulkifli Hasan meminta masyarakat beralih dari beras premium ke beras SPHP. Jenis apakah beras ini?

Baca Selengkapnya