Bos BCA Ungkap Cara Memimpin Korporasi di Era Multidisrupsi dan Pandemi

Kamis, 17 Februari 2022 02:25 WIB

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan keterangannya seusai membuka acara BCA Expo Jakarta 2019 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu, 26 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah Chief Executive Officer (CEO) dari perusahaan terkemuka di Indonesia, termasuk bos PT Bank Central Asia (BCA), mengungkapkan strategi bertahan dan tumbuh di tengah multidisrupsi setelah terjadi pandemi COVID-19.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja memaparkan pengalamannya sebagai pimpinan bank ritel besar di Indonesia dalam menghadapi perubahan cepat di era pandemi.

"Dulu budget itu seperti Al Kitab atau kitab suci, tapi berjalannya waktu target dan budget harus fleksibel karena keadaan berubah sangat cepat," katanya pada webinar yang diselenggarakan SWA Media Group itu, di Jakarta, Rabu 16 Februari 2022

Menurut dia, agility atau ketangkasan pemimpin di era multidisrupsi sangat penting diimplementasi dalam aspek berani membagi otonomi atau kewenangan, fleksibel terutama dalam target, kolaborasi diutamakan di atas KPI per divisi, understanding atau pengertian, dan terbiasa dalam ketidakpastian.

"Hal-hal ini mendasar sekali, tinggal membudayakanya dan ditopang digitalisasi," katanya.

Hal senada dikemukakan CEO Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley S Atmadja yang menilai teamwork atau kerja sama tim merupakan daya saing dan modal utama dalam keadaan yang sangat sulit sekali pun, terutama pada awal pandemi.

Sementara Direktur Utama PT Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan sebagai perusahaan manufaktur biasanya pertumbuhan stabil dan tidak fluktuatif sehingga mudah diprediksi jangka menengah dan panjang.

Namun sejak pandemi perubahan terjadi sangat cepat di mana siklus fluktuasinya, terutama dalam harga amoniak, menjadi lebih pendek, sehingga strategi tidak lagi dibuat dalam hitungan 5-6 tahunan.

<!--more-->

Hal-hal inilah, menurut Group Chief Editor SWA Kemal Effendi Gani, yang mendorong pihaknya secara rutin memotret kiprah para CEO di Indonesia dan tahun ini SWANetwork bekerja sama dengan Dunamis Organization Services menggelar "Indonesia Best CEO 2021".

"Dari sisi parameter penilaian, untuk memilih CEO terbaik, digunakan konsep leadership yang dikembangkan oleh Franklin Covey yaitu The 4 Essential Roles of Leadership, sebelumnya menggunakan konsep Four Roles of Leadership," kata Kemal.

The 4 Essential Roles of Leadership mencakup kemampuan CEO dalam Inspire Trust (bagaimana membangun kepercayaan karyawan di tengah perubahan agar perusahaan survive), Create Vision (kemampuan mengkreasikan tujuan/goal barunya), Execute Strategy (kemampuan mengeksekusi strategi), dan Coach Potential (kemampuan menempatkan orang-orang yang tepat di organisasi dan memberi kesempatan karyawan berkontribusi).

Dari 23 CEO dari 23 perusahaan yang mendaftar, hanya 22 CEO yang ikut dalam proses selanjutnya dan kemudian ada 15 CEO terpilih sebagai best CEO antara lain Andhy Irawan (CEO Dafam Hotel Managemenet), Mohammad Mirdal Akib (CEO Media Group).

Selanjutnya, Stanley S Atmadja (CEO PT Mandiri Utama Finance), Rahmad Pribadi (CEO Pupuk Kaltim), Mart Polman (CEO Lamudi.co.id), William Sabandar (CEO MRT Jakarta), dan Connie Ang (CEO Danone Specialized Nutrition Indonesia).

"Kinerja mereka dilihat dari 4 Roles tersebut memang sangat menonjol," ujar Kemal.

Berita terkait

Masih Dibuka Pendaftaran Beasiswa BCA, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

12 jam lalu

Masih Dibuka Pendaftaran Beasiswa BCA, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Simak di sini syarat beasiswa BCA.

Baca Selengkapnya

BCA Tidak Operasional Kantor Cabang Hari Ini

18 jam lalu

BCA Tidak Operasional Kantor Cabang Hari Ini

BCA mengumumkan tidak melayani operasional kantor cabang hari ini Jumat, 10 Mei 2024 dalam rangka hari libur Kenaikan Yesus Kristus 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

5 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

7 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

8 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

8 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

8 hari lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

11 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

11 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

11 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya