Ethereum hingga Bitcoin Melemah, Dampak Sentimen Kebijakan The Fed
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 17 Januari 2022 17:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat dalam perdagangan sore ini, Ethereum di platform Litedex Protocol pada jam 15.00 WIB, melemah di harga US$ 3.279,1 per koin (-1,58 persen) dengan volume transaksi sebesar U$$ 10,95 miliar dengan kapitalisasi pasar US$ 391,95 miliar. Hal itu disebabkan sejumlah sentimen negatif, seperti dari The Fed hingga kasus Covid-19 varian Omicron.
"Hal ini karena investor masih cenderung berhati-hati memburu aset kripto disebabkan oleh pandangan bahwa langkah pengetatan Federal Reserve sebagian besar dihargai, dan karena selera risiko yang lebih lemah di pasar keuangan," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis Senin, 17 Januari 2022.
Selain Etheriun, Bitcoin dan Kripto berkapitalisasi pasar utama serta lainnya terkoreksi tipis dalam perdagangan hari ini. Bitcoin cenderung flat di kisaran level US$ 42.000 pada hari ini, karena investor masih bersikap hati-hati setelah harganya sempat terjatuh di bawah US$ 40.000 pada awal pekan lalu, meskipun koreksi tersebut hanya sesaat saja.
"Perubahan harga semuanya terjadi pada volume perdagangan kecil, yang dapat memperkuat pergerakan harga. Tidak ada modal baru yang masuk dan tidak ada yang mau menjual atau membeli serta pandangan bahwa Kripto telah mencapai titik terendahnya akibat langkah pengetatan Fed berpotensi pengembalian yang lebih baik di masa depan," kata Public Relation Manager Litedex Protocol, David Saragih yang dikutip Ibrahim.
<!--more-->
Pasar kripto yang terkoreksi dalam beberapa hari terakhir juga disebabkan karena masih adanya risiko dari penyebaran virus corona (Covid-19) varian Omicron yang mulai menyebar luas dan cepat.
Dalam update terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), jumlah infeksi baru di dunia pada pekan-pekan terakhir menembus angka 15 juta per minggu. Hal tersebut didorong munculnya varian Omicron. Bahkan, strain yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan (Afsel) dan Bostwana itu sudah menggantikan varian Delta.
HENDARTYO HANGGI
Baca: Uang Kripto: Aset Digital Belum Jadi Alat Tukar Sah di RI, tapi Bisa Dicairkan