Pendapatan KAI dari Penumpang Babak Belur, Akhir Tahun Diprediksi Cuma 34 Persen

Kamis, 23 Desember 2021 14:46 WIB

Petugas memeriksa kelengkapan berkas calon penumpang kereta api rute Jakarta - Blitar di Stasiun Senen, Jakarta, Selasa, 21 Desember 2021. Data per Senin (20/12) KAI Daop 1 mencatat jumlah penumpang keberangkatan di Stasiun Pasar Senen mencapai 4.589 orang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk atau KAI masih menghadapi kondisi yang berat pada 2021. Dari sisi pendapatan penumpang, capaian perseroan menurun drastis ketimbang posisi normal 2019.

Direktur Operasi KAI Heru Kuswanto memperkirakan sampai akhir tahun nanti, pendapatan dari sisi perusahaan hanya mencapai 34 persen dari angka normal. Kondisi ini lebih buruk ketimbang capaian pendapatan penumpang pada 2020.

“Pada 2020, kami drop tapi hitungannya masih punya tiga bulan aman, yaitu Januari sampai Maret (sebelum virus Corona masuk). Di akhir tahun pendapatan penumpang tinggal 43 persen. Namun 2021 lebih berat,” ujar Heru dalam diskusi bersama Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) secara daring, Kamis, 23 Desember 2021.

Heru menyatakan sepanjang 2021, pendapatan penumpang melorot sejak Januari sampai Desember lantaran pengetatan pergerakan masyarakat. Kebijakan pemerintah menarik rem darurat melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mendorong minat pelanggan KAI untuk bepergian turun.

Meski demikian, pendapatan perusahaan masih ditopang oleh capaian dari angkutan barang. Berkebalikan dengan pendapatan penumpang, KAI mencatat sepanjang tahun ini, pendapatan dari sisi angkutan barang justru menjadi penolong karena kinerjanya naik drastis.

“Kami tertolong dengan angkutan barang karena 2021, harga batu bara dunia bagus. Pelanggan kami seperti PTBA dan swasta meningkat,” tutur Heru.
<!--more-->
Sampai akhir Desember nanti, dia memperkirakan pendapatan angkutan barang bisa menembus 110 persen atau melonjak lebih dari 10 persen ketimbang tahun lalu. Tren angkutan barang masih akan terus berlanjut sampai 2022.

Heru melanjutkan, tahun depan KAI memproyeksikan kinerja angkutan barang bisa digenjot hingga mencapai 143 persen dari basis pendapatan per 2019. Di sisi lain, KAI melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas keuangan.

KAI mengintegrasikan data ticketing di KAI Acces dengan aplikasi PeduliLindungi untuk meningkatkan kepercayaan dan memudahkan masyarakat naik kereta. “Jadi kita boarding, masyarakat tidka perlu repot, tinggal klik barcode, nanti akan muncul data vaksin dan lain-lain,” katanya.

KAI juga menyediakan pos-pos layanan tes Antigen. Tes Antigen menjadi salah satu syarat penumpang yang akan melakukan perjalanan jarak jauh. Hingga Desember, jumlah layanan Antigen sudah mencapai 80 titik.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca: Digugat Rp 1 T, BRI Sebut Sudah Minta Nasabah Kembalikan Dana Salah Transfer

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

43 Tahun PT Inka, Berikut Profil Perusahaan BUMN Manufaktur Kereta Api

2 jam lalu

43 Tahun PT Inka, Berikut Profil Perusahaan BUMN Manufaktur Kereta Api

PT Inka tahun ini memasuki usia ke-43. Perusahaan persero ini memproduksi manufaktur untuk perkeretaapian, produknya telah menyebar ke mancanegara.

Baca Selengkapnya

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

2 hari lalu

BPH Migas Minta PT KAI Optimalkan Pemanfaatan BBM Bersubsidi

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi atau BPH Migas mendorong PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) memaksimalkan pemanfaatan BBM bersubsidi.

Baca Selengkapnya

Berikut Rute dan Tarif LRT Jabodebek dan MRT Jakarta, Apa Saja Perbedaannya?

5 hari lalu

Berikut Rute dan Tarif LRT Jabodebek dan MRT Jakarta, Apa Saja Perbedaannya?

LRT Jabodebek dan MRT Jakarta kerap disamakan oleh sebagian orang. Padahal, dua transportasi umum ini memiliki perbedaan rute dan tarif.

Baca Selengkapnya

Usai Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, PT KAI Tambah Armada Hadapi Libur Waisak

5 hari lalu

Usai Libur Panjang Kenaikan Isa Almasih, PT KAI Tambah Armada Hadapi Libur Waisak

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat 854.728 penumpang selama libur panjang Kenaikan Isa Almasih dan cuti bersama periode 8 sampai 12 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Penumpang Kereta Api di Libur Panjang Naik 2 Kali Lipat, 93 Ribu Orang Berangkat dari Jakarta

7 hari lalu

Penumpang Kereta Api di Libur Panjang Naik 2 Kali Lipat, 93 Ribu Orang Berangkat dari Jakarta

KAI mencatat jumlah penumpang selama periode libur panjang pada 9 hingga 12 Mei 2024 meningkat dua kali lipat dibandingkan rata-rata penumpang saat hari biasa.

Baca Selengkapnya

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

7 hari lalu

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

Manajemen Indonesia AirAsia sedang aktif dalam memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial.

Baca Selengkapnya

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

7 hari lalu

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, bersama anaknya, Aryo Djojohadikusumo, memilih Kota Batam menjadi tempat membangun PT Stania.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Libur Panjang, Penumpang Kapal ke Bali Melonjak

8 hari lalu

Hari Pertama Libur Panjang, Penumpang Kapal ke Bali Melonjak

PT ASDP mencatat kenaikan jumlah penumpang kapal dari Jawa ke Bali di masa libur panjang.

Baca Selengkapnya

Libur Panjang, AP II Prediksi Penumpang Pesawat Tembus 1 Juta

8 hari lalu

Libur Panjang, AP II Prediksi Penumpang Pesawat Tembus 1 Juta

AP II memperkirakan penumpang pesawat di 20 bandara yang dikelolanya mencapai 1 juta orang selama libur panajang 9-12 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

8 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya