PGN Raup Pendapatan Rp 30 Triliun hingga Triwulan III 2021

Reporter

Antara

Senin, 20 Desember 2021 13:16 WIB

Ilustrasi

TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih pendapatan US$ 2,24 miliar atau setara Rp 30 triliun hingga triwulan III tahun ini.

Sekretaris PGN Rachmat Hutama mengatakan PGN juga mencatatkan laba operasi sebesar US$ 326 juta dan berhasil meningkatkan laba distribusi ke induk menjadi US$ 286,2 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 53,3 juta.

"Ini disokong dari kinerja operasional yang memperlihatkan tren positif di mana volume niaga gas selama periode Januari-September 2021 sebesar 873 BBTUD dan naik jika dibandingkan volume niaga gas triwulan III 2020 sebesar 812 BBTUD," kata Rachmat dalam keterangannya di Jakarta, Senin, 20 Desember 2021.

Berkaca pada kinerja triwulan III 2021, Rachmat menyampaikan pihaknya optimistis dapat meningkatkan kinerja operasional dan keuangan sesuai rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) dan pemenuhan kewajiban.

Saat ini, penilaian PGN dari Moodys adalah Baa2 dan Fitch BBB. Lembaga pemeringkatan internasional itu menilai PGN masih memiliki tingkat kesehatan keuangan yang sangat baik dan diproyeksikan bisa memenuhi semua kewajiban, termasuk pelunasan utang.

Volume transmisi PGN hingga kuartal III tahun ini tercatat sebesar 1.238 MMSCFD. Apalagi posisi PGN sebagai Subholding Gas Pertamina makin memperkuat kinerja konsolidasi dan peningkatan pemanfaatan gas di sektor kilang, transportasi maritim, dan kemudahan akses terhadap pasokan dari hulu.

Per 30 September 2021, posisi keuangan konsolidasian PGN tetap menunjukkan posisi keuangan yang masih baik dengan total aset sebesar US$ 7,54 miliar, total liabilitas US$ 4,25 miliar, total ekuitas US$ 3,29 miliar, serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 2,24 kali.

Rachmat mengatakan kondisi ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih sangat baik.

"Rasio Debt Service PGN sebesar 2,69 kali memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga dan pokok pinjaman masih mencukupi," jelas Rachmat.

Tingkat leverage PGN yang dicerminkan oleh rasio debt to equity (DER) per triwulan III 2021 adalah 0,89 kali. Nilai ini masih di bawah batas financial covenant maksimal 2,33 kali yang disyaratkan oleh lender PGN.

Kondisi ini menunjukkan bahwa PGN masih dalam kondisi leverage yang baik dan performa keuangan yang sehat, sehingga jauh dari potensi rugi serta cukup terbuka ruang pendanaan eksternal untuk pengembangan perusahaan.

Begitu juga dengan saldo kas PGN per 30 September 2021 tercatat sebesar US$ 1,4 miliar yang dapat diproyeksikan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang.

Dengan kinerja yang baik dan kendali PGN yang berada satu tingkat di bawah Pertamina, hal ini tidak mempengaruhi kemampuan PGN dalam memenuhi kewajiban utang-utangnya, dan tidak akan mempengaruhi posisi keuangan Pertamina lebih lanjut.

Secara grup, PGN juga mencetak volume upstream sebesar 6,46 MMBOE, regasification sebesar 88 BBTUD, LPG processing sebesar 101 TPD, dan oil transport sebesar 9.301 BOEPD.

Perseroan juga mampu meningkatkan pangsa pasar melalui penambahan jumlah pelanggan di berbagai sektor, sampai triwulan III 2021 telah melayani lebih dari 600.000 pelanggan dengan cakupan jaringan pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10.760 kilometer.

Dengan kinerja upstream yang meningkat dan harga minyak yang terkoreksi, hal ini berdampak langsung terhadap kinerja Saka Energi afiliasi Subholding Gas.

"Berdasarkan laporan keuangan Saka Energi triwulan III 2021, saldo kas 250,9 juta dolar AS dan diproyeksikan dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang yang akan jatuh tempo pada Mei 2024. Selain itu, kinerja keuangan SAKA Energi triwulan III juga juga memperlihatkan tren semakin membaik dengan membukukan EBITDA 174 juta dolar AS," kata Rachmat.

ANTARA

Baca juga: Apakah Ganjil Genap di Jalan Tol Jadi Berlaku Mulai Hari Ini?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

1 hari lalu

Polres Bima Tangkap Pengoplos LPG 3 Kilogram, Sita Puluhan Tabung Gas

Personel Polres Bima Kota mengungkap kasus pengoplosan gas bersubsidi di Kelurahan Jatibaru Barat, Asakota, Bima, NTB

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

1 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

5 hari lalu

Apakah Orang yang Terlilit Pinjol Sulit Mengajukan Pinjaman di Bank?

OJK melaporkan banyak orang terlilit pinjol dan paylater. Lantas, apakah orang terlilit pinjol masih bisa mengajukan pinjaman di bank?

Baca Selengkapnya

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

7 hari lalu

Indonesia AirAsia Bukukan Pendapatan Rp 6,62 Triliun Sepanjang 2023, Meningkat 75,24 Persen

Manajemen Indonesia AirAsia sedang aktif dalam memperoleh sumber pendanaan melalui beberapa skema potensial.

Baca Selengkapnya

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

7 hari lalu

Alasan Keluarga Prabowo Dirikan Perusahaan yang Produksi Solder Timah di Batam

Adik kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, bersama anaknya, Aryo Djojohadikusumo, memilih Kota Batam menjadi tempat membangun PT Stania.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

8 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

10 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

10 hari lalu

Cerita Warga tentang Kontraktor Pembangunan Masjid Al Barkah Jakarta Timur yang Mangkrak: Punya Banyak Utang

Ahsan Hariri, kontraktor pembangunan gedung baru Masjid Al Barkah di Cakung, Jakarta Timur, dikabarkan puunya banyak utang.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

10 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

11 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya