Rupiah Ditutup Menguat 6 Poin, Apa Saja Faktor yang Mempengaruhinya?
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 17 Desember 2021 17:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT.TRFX Garuda Berjangka mencatat rupiah ditutup menguat tipis 6 poin dalam perdagangan akhir pekan ini.
"Walaupun sebelumnya sempat melemah 27 point di level Rp 14.355 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.361," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat, 17 Desember 2021.
Dari sisi eksternal, kata dia, hal itu dipengaruhi dolar yang melemah pada hari Jumat. Kendati melemah, kata dia, dolar tetap tinggi, serta di bawah tekanan karena investor mencerna kejutan kenaikan suku bunga dari Bank of England (BOE), dan Bank Sentral Eropa (ECB) mengadopsi sikap yang lebih hawkish.
Selain itu, bank sentral utama telah mengadopsi kebijakan yang berbeda karena ketidakpastian tentang dampak varian omicron Covid-19 pada pemulihan ekonomi. Perdebatan tentang sejauh mana bank sentral harus bertindak untuk mengekang inflasi yang tinggi juga terus berlanjut.
Dia juga mengatakan dalam sebuah langkah yang mengejutkan pasar, Bank of England (BOE) menaikkan suku bunga menjadi 0,25 persen ketika menurunkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis, menjadi bank sentral Kelompok 7 (G7) pertama yang menaikkan suku bunga sejak awal Covid-19.
Sementara itu ECB, dalam keputusan kebijakannya sendiri yang diturunkan pada hari yang sama dengan BOE, mengumumkan rencana pengurangan aset selama kuartal mendatang. Namun, bank sentral juga menekankan fleksibilitas kebijakan.
<!--more-->
Sedangkan dari sisi internal, pelaku pasar optimistis virus omicron yang terdeteksi di Indoneia bisa ditanggulangi secepatnya oleh pemerintah. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar waspada tapi perkembangan omicron ini jangan membuat kita panik. Untuk itu, masyarakat yang belum divaksin agar segera divaksin.
Kemudian sejalan dengan tidak diberlakukannya pengetatan PPKM, konsumsi masyarakat kembali stabil dan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah dalam pengendalian COVID-19 varian Delta. Bank Indonesia (BI) juga optimistis bahwa ekonomi kuartal keempat 2021 diperkirakan tumbuh di atas 4,5 persen dan Secara keseluruhan.
Pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada dalam kisaran 3,2 persen sampai 4 persen. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani di 4 persen. Walaupun sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) telah merevisi pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan sebesar 4,9 persen dari sebelumnya 5,9 persen di tahun 2021 akibat varian Covid-19 baru yaitu Omicron yang sudah menyebar di berbagai negara.
Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp 14.330- Rp14.390.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: OJK Digugat Praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.