Mata Uang Safe Haven Dolar AS Kembali Menguat Menjelang Pertemuan The Fed

Reporter

Antara

Rabu, 15 Desember 2021 08:25 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar dolar AS menguat lagi pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat atau Rabu pagi, 15 Desember 2021, setelah rebound dari penurunan di hari sebelumnya. Ketika itu pasar didorong dengan pilihan berbeda oleh bank-bank sentral utama antara memerangi inflasi atau hambatan ekonomi dari pandemi Covid-19.

Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya naik 0,2 persen pada 96,5520 dalam perdagangan sore di New York, setelah menyerahkan sebagian besar kenaikan Senin, 13 Desember 2021, sebesar 0,3 persen.

Rebound terjadi sebagian besar dengan mengorbankan euro, karena pasar mencerna laporan lain tentang inflasi AS yang secara tak terduga lebih tinggi yang dapat mendorong suku bunga Amerika jauh lebih tinggi dan lebih cepat daripada di Eropa.

Daya tarik safe-haven dolar juga meningkat karena indeks saham jatuh di Amerika Serikat dan Eropa, dan saat minyak turun karena prediksi bahwa varian virus corona Omicron yang menyebar dengan cepat akan mengurangi permintaan global.

Euro turun lebih dari 0,2 persen pada 1,1256 dolar AS, mendekati level terendah satu minggu pada pukul 20.39 GMT.

"Kontras antara kebijakan-kebijakan moneter Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB) mendorong nilai tukar euro-dolar," kata Ron Simpson, analis mata uang global di Action Economics di Safety Harbor, Florida.

The Fed akan memperbarui kebijakannya pada Rabu waktu setempat dan ECB pada Kamis, 16 Desember 2021."Sepertinya tidak ada akhir yang terlihat dari sikap dovish ECB, sedangkan sepertinya setiap pertemuan The Fed menjadi sedikit lebih hawkish," kata Simpson.

The Fed diperkirakan mempercepat pengurang pembelian obligasi. Itu akan membuka pintu lebih cepat untuk kenaikan suku bunga acuan.

Penguatan dolar pada Selasa, 14 Desember 2021, kemungkinan mendapat dorongan tambahan dari penutupan posisi jual dolar setelah laporan inflasi dan menjelang dua pertemuan bank sentral, tambahnya. "Saya tidak berpikir itu masalah besar yang baru, posisi beli dolar."<!--more-->

Tanda terbaru dari inflasi AS yang lebih tinggi datang lebih awal pada Selasa dengan data menunjukkan bahwa harga-harga produsen meningkat lebih tinggi dari yang diperkirakan karena kendala pasokan tetap ada. Data menunjukkan kenaikan tahunan terbesar dalam setidaknya 11 tahun.

"Jelas Fed perlu bereaksi terhadap inflasi yang lebih tinggi," kata David Riley, kepala strategi investasi di BlueBay Asset Management. "Ini adalah lingkungan di mana sangat sulit untuk tidak bersikap positif terhadap dolar AS."

Pasar telah memperkirakan Fed akan menghentikan pembelian obligasi sekitar Maret dan melanjutkan dengan kenaikan suku bunga.

Pound Inggris naik 0,1 persen menjadi 1,3224 dolar AS setelah data menunjukkan para pengusaha mempekerjakan rekor jumlah staf pada November. Yen Jepang melemah, dengan dolar diperdagangkan pada 113,73 yen.

Mata uang terkait komoditas, termasuk dolar Australia dan Kanada, melemah terhadap greenback karena harga minyak mentah Brent turun menuju 73 dolar AS per barel. Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan varian virus corona Omicron akan menghambat pemulihan permintaan global.

Ketegangan antara dolar dan euro mencerminkan pilihan Fed dan ECB yang berbeda secara dramatis dari awal pandemi ketika bank-bank sentral cenderung membuat langkah serupa.

Pertemuan The Fed dan ECB menjadi berita utama serangkaian keputusan kebijakan minggu ini yang juga akan datang dari Bank Sentral Inggris (BOE), Bank Sentral Swiss (SNB), Bank Sentral Jepang (BOJ) dan lainnya.

Sementara pasar uang memperkirakan peluang bagus pada kenaikan suku bunga Fed pada Juni, tidak ada langkah-langkah yang diperkirakan dalam waktu dekat dari ECB, BOJ atau SNB. Dan, ancaman Omicron bisa memaksa BOE untuk menunda kenaikan suku bunga.

Mata uang kripto bitcoin naik 2,0 persen menjadi 47.789 dolar AS pada pukul 20.39 GMT, tetapi tetap sekitar 30 persen di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada awal November 2021.

Baca Juga: Rupiah Menguat Tipis ke Rp 14.324, Berikut Faktor yang Mempengaruhinya

Berita terkait

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

3 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

6 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

7 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

7 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

8 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

10 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya