Luhut Belum Berani Sebut RI Telah Lewati Masa Krisis Pandemi Covid-19
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 13 Desember 2021 16:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah masih belum berani mengatakan bahwa Indonesia sudah melewati masa krisis pandemi Covid-19.
Namun, ia mengatakan secara empirik sudah lebih dari 150 hari penularan Covid-19 di dalam negeri melandai. "Apakah kita sudah masuk endemi? Kita tunggu saja bulan Januari setelah melewati ini semua. Kita ndak boleh jumawa," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin, 13 Desember 2021.
Sampai saat ini, ujar Luhut, kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air masih level satu atau berisiko penularan rendah. Namun, ia mengatakan situasi tersebut harus diiringi dengan kedisiplinan agar angka penularan tak lagi melonjak.
"Saya confident. Makanya semuanya kami imbau tadi enggak usah berlibur ke luar negeri supaya enggak bawa penyakit ke dalam negeri," kata Luhut.
Ia mengatakan masyarakat masih memiliki opsi untuk berlibur ke destinasi di dalam negeri. Selain bisa mengurangi potensi tertular Covid-19 varian Omicron, berlibur di dalam negeri dinilai dapat membantu ekonomi dalam negeri.
"Jangan kita gagah-gagahan. Libur di dalam negeri, bantu lah ekonomi dalam negeri. Berlibur ke Bali, ke Bandung," kata Luhut.<!--more-->
Luhut mengatakan pemerintah sudah meminta hotel-hotel untuk buka guna menyambut wisatawan domestik. Pemerintah juga mencoba membangun perjalanan di dalam negeri.
Bagi warga yang berkeras pergi ke luar negeri, Luhut memastikan bakal memaksa mereka untuk karantina 10 hari saat ke Tanah Air.
"Nanti jangan datang dia kena karantina 10 hari ngomel-ngomel. Itu kami pastikan yang dari luar negeri harus karantina 10 hari. Kita enggak mau negeri kita dicederai oleh varian Covid lain," tuturnya.
Ia pun memastikan pemerintah akan langsung menindak warga yang berupaya kabur dari karantina tersebut dan memasukkannya ke karantina terpusat. Ia mengatakan berbagai langkah itu dilakukan dengan menghitung risiko dengan data yang ada.
"Kita tidak mau mengorbankan lelah, capek, dan pengorbanan besar selama berapa bulan ini rusak karena kita tidak disiplin. Semua harus menahan diri," ujar Luhut.
Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang hingga 3 Januari 2022