Hari Ini OBMD dan AVIA Listing, Genap 50 Emiten Baru di BEI pada 2021

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 8 Desember 2021 06:42 WIB

Ilustrasi Saham atau Ilustrasi IHSG. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah perusahaan tercatat baru sepanjang 2021 mencapai angka 50 pada hari ini, Rabu, 8 Desember 2021, seiring dengan listing PT OBM Drilchem Tbk. (OBMD) dan PT Avia Avian Tbk. (AVIA). OBMD akan menjadi perusahaan tercatat ke-49, dan AVIA menjadi perusahaan tercatat ke-50 di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2021.

Perusahaan sektor basic materials OBM Drilchem menetapkan harga IPO Rp 180. OBM Drilchem akan melakukan penawaran umum 182 juta saham yang merupakan 24,86 persen dari total sahamnya.

Dengan demikian jumlah penawaran umum perdana saham (IPO) perusahaan tersebut mencapai Rp 32,76 miliar. OBMD menunjuk KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

OBMD memproduksi bahan aditif untuk mencegah kerugian yang terjadi dalam aktivitas pengeboran dengan menggunakan teknologi serat yang merupakan salah satu pemain terdepan di bidangnya. Produk-produk yang dijual oleh OBMD bertujuan untuk mengurangi waktu non-produktif di site, membantu meningkatkan stabilitas sumur bor, mencegah kehilangan cairan pada sumur bor, mencegah penempelan diferensial, mengurangi torsi dan tarikan yang berlebihan dan meningkatkan pembersihan lubang.

Sementara itu, produsen cat PT Avia Avian Tbk. menetapkan harga pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO) di level tertinggi Rp 930. Sebelumnya, Grup Tancorp Avian menetapkan harga penawaran di kisaran Rp 780-Rp930. Dengan demikian, produsen cat tembok Avian ini menetapkan harga IPO di batas atas dan berpotensi mengantongi dana segar sebanyak Rp 5,76 triliun.

Berdasarkan prospektus yang terbit di harian Bisnis Indonesia pada Rabu (1/12/2021), Avia Avian akan melepas sebanyak-banyaknya 6,2 miliar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp10 atau mewakili 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
<!--more-->
Adapun, sebagian besar dana IPO jumbo akan digunakan Avia Avian untuk modal kerja dan menyuntik modal ke anak usaha. Avia Avian menjelaskan sebanyak 52,77 persen dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja a.l. pembayaran kepada pemasok, pembelian persediaan, biaya operasional, dan modal kerja lainnya.

Sekitar 16,82 persen akan disuntikkan melalui penambahan modal ke PT Tirtakencana Tatawarna untuk digunakan sebagai modal kerja. Sekitar 13,94 persen akan digunakan Avia Avian untuk belanja modal fasilitas manufaktur ketiga di Cirebon, fasilitas manufaktur eksisting, serta pusat-pusat distribusi.

Adapun, rencana ini akan dieksekusi pada 2022 - 2024. Sisanya sekitar 16,47 persen akan digunakan oleh Avia Avian untuk melunasi pokok utang bank perseroan dan entitas anak. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam aksi IPO ini adalah PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan penjamin emisi efek adalah PT UBS Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.

Advertising
Advertising

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Mei 2021, Avia Avian mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 2,70 triliun atau naik 32,29 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp2,04 triliun. Sedangkan laba bersih meningkat 101,07 persen menjadi Rp 603,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp300,12 miliar.

Di samping IPO, pemegang saham Avia Avian juga seperti PT Tancorp Surya Sentosa, PT Wahana Lancar Rejeki, Archipelago Investment Pte. Ltd., Robert Christian Tanoko, Rudi Tanoko, dan Rony Tanoko juga melakukan penawaran terbatas (private placement). Private placement secara keseluruhan sejumlah 5,57 miliar saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor sebelum IPO.

Pelaksanaan private placement setelah pencatatan saham di BEI dengan harga penawaran yang saham dengan harga penawaran umum. Susunan pemegang saham Avia Avian setelah IPO dan private placement menjadi sebagai berikut, Tancorp Surya Sentosa 36,6 persen, Wahana Lancar Rejeki 32,49 persen, Archipelago Investment 6,3 persen, Robert Christian Tanoko 2,24 persen, Rudi Tanoko 1,68 persen, Rony Tanoko 1,68 persen, masyarakat 19 persen, ESA 0,2 persen.

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

2 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

3 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

3 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

9 hari lalu

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

Kurs rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.179 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

9 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

9 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

9 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya