Punya Utang Rp 35 Triliun, Angkasa Pura I Siapkan Restrukturisasi pada 2022
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 5 Desember 2021 18:50 WIB
“Tentunya dengan selesainya pelaksanaan pembangunan dan perluasan terminal bandara, seluruh bandara Angkasa Pura I menjadi lebih cantik, lebih nyaman, dan dapat secara fleksibel menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi," ujar Faik.
Angkasa Pura I mengalami kesulitan finansial selama pandemi Covid-19. Pagebluk membuat pendapatan perusahaan yang semula telah mencapai Rp 8,6 triliun pada 2019 anjlok menjadi hanya Rp 3,9 triliun pada 2020. Tekanan ini diprediksi masih berlanjut pada 2021 dengan penurunan penumpang yang hanya 25 juta orang.
Faik mengakui kondisi perusahaan berat lantaran saat situasi trafik penumpang menurun dan finansial tertekan, Angkasa Pura I harus dihadapkan dengan kewajiban membayar pinjaman sebelumnya yang digunakan untuk investasi pengembangan bandara. Namun ia optimistis akan terjadi pemulihan pergerakan penumpang. Sebab dia melihat adanya tren kenaikan trafik penumpang yang mencapai 129 ribu pada 28 November dari rata-rata trafik sebelumnya yang hanya hanya sekitar 55-60 ribu per hari.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan utang Angkasa Pura I mencapai Rp 35 triliun dan rugi per bulan mencapai Rp 200 miliar. Utang ini berpotensi terus bertambah jika perusahaan tidak melakukan restrukturisasi.
“Kalau tidak direstrukturisasi, setelah pandemi, utangnya bisa mencapai Rp 38 triliun," kata dia dalam rapat dengan Komisi VI DPR.
Baca Juga: 8 Cara Waskita Karya Sehatkan Keuangan, Restrukturisasi hingga Divestasi Tol
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.