Tak Tebar Dividen pada Akhir Tahun Ini, Bumi Resources Fokus Bayar Utang

Selasa, 23 November 2021 08:57 WIB

Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu, 7 Juli 2021. Kementerian ESDM menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) Juli 2021 naik sebesar 15,02 dolar AS atau sekitar Rp 217.000 per ton menjadi 115,35 dolar AS (Rp 1.617.00) per ton. ANTARA/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk. Dileep Srivastava menyebutkan perseroan masih akan berfokus membayar utang pada akhir tahun ini. Hal tersebut berbeda dengan rencana sejumlah emiten batu bara lainnya menebar dividen interim yang sebelumnya mencatat kinerja baik akibat lonjakan harga komoditas beberapa waktu lalu.

“Prioritas utama kami saat ini adalah membayar kembali utang, kembali laba, dan memperkuat cadangan. Harapannya, bisa menawarkan prospek kenaikan modal untuk sementara ini,” kata Dileep ketika dihubungi, Senin, 22 November 2021.

Perusahaan berkode saham BUMI itu pada bulan Oktober lalu telah menyelesaikan proses pembayaran utang ke-15 sebesar US$ 78,8 juta untuk pinjaman Tranche A. Pembayaran dilakukan melalui agen fasilitas pada 18 Oktober 2021, yang mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 70,7 juta dan bunga sebesar US$ 8,1 juta untuk Tranche A.

Usai pembayaran kuartalan ke-15 ini, artinya perseroan telah membayar keseluruhan sebesar US$ 443,8 juta secara tunai. Rinciannya adalah utang pokok Tranche A sebesar US$ 282,4 juta dan bunga sebesar US$ 161,4 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar.

Adapun sejumlah emiten batu bara yang akan membagikan dividen adalah PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) sebesar Rp 145,28 per saham atau total US$60 juta. Ada juga emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) membagikan dividen Rp 1.218 per saham atau total US$ 94,1 juta.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan sebelumnya, menyebutkan, keputusan perusahaan membagikan dividen sebelumnya telah mempertimbangkan kondisi arus kas dan pendanaan belanja modal ke depan. "Memang pada kuartal IV/2021 ini, banyak emiten yang mengalami peningkatan performa seperti pertumbuhan pendapatan dan laba bersih," kata Alfred saat dihubungi, Ahad pekan lalu, 21 November 2021.

Selain dari sisi kinerja, menurut dia, emiten juga mempertimbangkan proyeksi realisasi pada 2022 untuk membagikan dividen di akhir tahun ini. Dengan proyeksi-proyeksi realisasi 2022 yang lebih baik, hal itu akan memberikan kelonggaran bagi para emiten membagikan dividen interim dari performa tahun buku 2021.

Adapun laporan keuangan BUMI terakhir pada semester I tahun 2021 menyebutkan pendapatan mencapai US$ 421,86 juta atau sekitar Rp6,13 triliun. Angka itu turun 4,22 persen year on year (yoy) dari US$ 440,44 juta per Juni 2020.

Walau pendapatan turun, laba bruto Bumi Resources tercatat naik menuju US$ 80,13 juta dari US$ 32,64 juta pada semester I/2020. Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$ 1,89 juta per Juni 2021 atau sekitar Rp 27,48 miliar. Pencapaian laba tersebut berbalik dari rugi bersih US$ 86,1 juta per Juni 2020.

BISNIS

Baca: Skema Turis Asing Masuk Tanpa Karantina, PHRI: Thailand Sedang Menikmati Banget

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

6 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

9 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

13 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

21 jam lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

2 hari lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

3 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

4 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya