Dolar AS Menguat Menyusul Pencalonan Jerome Powell di Periode Dua

Reporter

Antara

Selasa, 23 November 2021 07:53 WIB

Ilustrasi mata uang dolar. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS mencapai level tertinggi 16-bulan terhadap euro pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi, 23 November 2021. Kenaikan ini terjadi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinominasikan untuk masa jabatan empat tahun kedua oleh Presiden Joe Biden.

Gedung Putih menyatakan Lael Brainard, anggota dewan Federal Reserve yang merupakan kandidat teratas lainnya untuk jabatan itu, akan menjadi wakil ketua.

"Dengan Jerome Powell dicalonkan kembali untuk masa jabatan kedua, itu menunjukkan prospek kebijakan moneter yang kurang dovish daripada di bawah kepemimpinan Brainard," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

"Sepertinya ada ruang lingkup yang lebih besar untuk kenaikan suku bunga AS di bawah Powell dengan Powell tetap sebagai Ketua Fed, dan itu secara luas positif untuk dolar," tambah Manimbo.

Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang saingannya naik 0,42 persen hari ini menjadi 96,53, tertinggi sejak Juli 2020. Euro merosot 0,58 persen menjadi 1,1233 dolar, juga terlemah sejak Juli 2020.

Mata uang tunggal juga terseret lebih rendah karena kekhawatiran meningkatnya pembatasan baru Covid-19 di Eropa, dengan Austria memasuki penguncian penuh lainnya dan Jerman mempertimbangkan untuk mengikutinya.

"Ini semacam pukulan satu-dua untuk euro. Salah satunya adalah peningkatan kasus di seluruh blok, dan apa yang dilakukan adalah memperkuat pandangan yang jelas dovish untuk kebijakan (Bank Sentral Eropa) dan itu sangat kontras dengan The Fed, di mana tekanan meningkat bagi bank sentral AS untuk mengadopsi langkah normalisasi yang lebih cepat," kata Manimbo.

Powell dan Brainard pada Senin, 22 November 2021, mencatat dampak korosif inflasi yang tinggi terhadap ekonomi AS dan keluarga-keluaga Amerika dalam apa yang mungkin menjadi sinyal bahwa mengendalikan laju kenaikan hargaa yang cepat sekarang menjadi prioritas utama bank sentral.

The Fed akan merilis risalah pada Rabu, 24 November 2021, yang akan dievaluasi untuk setiap indikasi baru bahwa hal itu dapat mempercepat pengurangan pembelian obligasi dan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.

Pejabat Fed Richard Clarida dan Christopher Waller pada Jumat, 19 November 2021, menyatakan langkah yang lebih cepat dari pengurangan stimulus mungkin tepat di tengah pemulihan yang cepat dan inflasi yang memanas.

Dolar juga naik 0,79 persen terhadap mata uang safe haven yen Jepang menjadi 114,93, mendekati level tertinggi 4,5 tahun di 114,97 yang dicapai pada 17 November.

Greenback juga menguat 0,55 persen terhadap dolar Kanada mencapai tertinggi tujuh minggu di 1,27 dolar Kanada.

"Mengingat kemungkinan bahwa lebih banyak penguncian virus diumumkan dalam beberapa hari dan minggu mendatang, mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Kanada dapat diperdagangkan defensif sementara penurunan harga minyak memberikan hambatan tambahan," kata analis di Scotiabank dalam sebuah laporan pada Jumat, 19 November 2021.

Baca Juga: Dolar AS Menguat karena Investor Cari Mata Uang Aman di Tengah Lonjakan Covid-19

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

21 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya