Investasi Triliunan INA Incar 9 Sektor di 2022, Apa Saja?

Sabtu, 20 November 2021 12:40 WIB

Anggota Dewan Pengawas dan Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta -Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) bakal memperluas penempatan dana investasi di sejumlah proyek-proyek milik BUMN di tahun depan. Juru bicara INA Masyita Cyrstallin menyebut ada sembilan sektor yang bakal disasar dan pembicaraannya sudah mulai berjalan.

"Semua sektor ini pembicaraannya sudah dalam, sudah dengan masing-masing partner," kata dia saat bertemu sejumlah media di Jakarta, Jumat, 19 November 2021.

Adapun sembilan sektor tersebut yaitu jalan tol, pelabuhan, bandara, infrastruktur digital, kesehatan, energi tradisional, energi terbarukan, kawasan industri, dan terakhir pertanian perkebunan. Rata-rata nilai proyek ini bernilai US$ 1 sampai US$ 3 miliar. "Paling gede toll road," kata dia.

Salah satu yang paling dekat adalah investasi INA di empat ruas tol milik PT Waskita Karya (Persero) Tbk. "Itu sudah sampai pembicaraan terakhir," kata Masyita.

Dana yang disiapkan berasal dari investasi US$ 3,75 miliar atau Rp 53 triliun lebih oleh tiga lembaga yang sudah menetapkan modal di INA. Masing-masing menempatkan investasi US$ 1 miliar yang merupakan thematic fund atau investasi yang hanya mengalir ke jenis aset tertentu.

Advertising
Advertising

Ketiganya yaitu APG Asset Management (APG) dari Belanda, Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ) dari Kandaa, dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) asal Uni Emirat Arab. Sementara, sisa US$ 750 juta berasal dari INA.

Tapi di luar itu, INA juga sudah menerima komitmen investasi untuk proyek lainnya. Salah satunya yaitu sebanyak US$ 7,5 miliar atau Rp 106 triliun lebih berasal dari komitmen investasi Dubai Ports World (DP World Dubai).

Ini adalah perusahaan logistik dan kargo global yang berbasis di Uni Emirat Arab. Lalu setelah itu, ada lagi tambahan dari Abu Dhabi Growth Fund (ADG) dengan komitmen mencapai US$ 10 miliar atau Rp 142 triliun lebih. Dana-dana inilah yang kemudian bakal ditempatkan di aneka proyek BUMN di tanah air.

Sementara di dalam negeri, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun juga sudah menyuntikkan dana segar berupa Penyertaan Modal Negara atau PMN untuk INA sejak akhir Oktober 2021. Di dalamnya, ada Rp 15 triliun dari APBN dan Rp 45 triliun lewat inbreng saham.

INA belum bisa menyampaikan spesifik proyek yang bakal diincar tahun depan. Tapi pada prinsipnya, kriteria yang digunakan INA saat berinvestasi di proyek tertentu tetap sama yaitu proyeknya profitable alias menguntungkan, pertimbangan internal rate of return (IRR), dan proyeknya sudah jadi. "Kalau yang belum jadi, sudah pasti INA tak bisa masuk," kata dia.

Baca Juga: Rencana Investasi Rp 53 T INA di Empat Ruas Tol Waskita Masuki Tahap Akhir

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

5 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

7 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

16 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

17 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

1 hari lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

1 hari lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya