Aplikasi Grab Terganggu Sejak Kemarin, Pendapatan Driver Bisa Jeblok 80 Persen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 17 November 2021 16:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono memperkirakan para mitra pengemudi bakal kehilangan potensi pendapatan hingga 80 persen akibat gangguan pada aplikasi Grab yang terjadi sejak 16 November 2021.
"Akibat gangguan tersebut para driver kehilangan pendapatannya. Jika dikalkulasi hilangnya pendapatan yang dialami para pengemudi mencapai 70-80 persen," kata Igun, Rabu, 17 November 2021.
Pasalnya, akibat gangguan aplikasi tersebut, mitra driver Grab tak bisa mendapatkan pesanan dari pengguna. Informasi yang diterima dari Grab, hal tersebut dikarenakan ada gangguan peladen.
Igun menjelaskan, gangguan tersebut terjadi pada pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 15.00-16.00 WIB. "Harapan kami jangan sampai terulang lagi server sampai down, karena merugikan driver dan juga pengguna jasa kami. Jadi agar lebih diperhatikan kestabilan teknologi server dari aplikator," katanya.
Terkait hal ini, Grab menjelaskan, layanan terganggu pada aplikasi Grab Holdings Inc. sejak Selasa pagi, 16 November 2021. Akibatnya, sejumlah mitra dan pelanggan di seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia ikut terdampak.
Beberapa pengguna di negara-negara termasuk Singapura, Malaysia dan Filipina masih melaporkan masalah menggunakan aplikasi lebih dari 24 jam sejak terhentinya layanan mulai terjadi. Saat ini jutaan orang di seluruh Asia Tenggara mengandalkan Grab untuk perjalanan dengan mobil dan skuter serta pengiriman makanan dan layanan keuangan digital.
Juru Bicara Grab mengatakan layanan utama Grab telah dipulihkan saat ini. Meski begitu, masih ada laporan dari sejumlah mitra dan pelanggan karena mengalami gangguan layanan yang bersifat intermiten.
<!--more-->
"Kami bekerja keras untuk mengatasi masalah ini dan meminta maaf kepada semua pengguna yang terkena dampak atas ketidaknyamanan ini," kata Bicara Grab dalam pernyataan, Rabu, 17 November 2021.
Hingga kini, Grab masih mengupayakan perbaikan layanan. Hal tersebut dilakukan agar pengguna baik mitra maupun pelanggan dapat segera kembali menikmati layanan secara normal.
Adapun gangguan layanan terjadi hanya beberapa minggu sebelum perusahaan yang berbasis di Singapura bersiap untuk bergabung dengan Altimeter Growth Corp., perusahaan akuisisi tujuan khusus AS dari Altimeter Capital Management milik Brad Gerstner.
Grab sudah menunda kesepakatan senilai US$ 40 miliar - yang diumumkan pada April dan salah satu merger terbesar yang pernah ada dengan SPAC - ke kuartal keempat karena perusahaan harus mengerjakan audit atas rekening tiga tahun terakhir. Perusahaan mengulangi minggu lalu bahwa mereka mengharapkan kesepakatan untuk menyelesaikan kuartal ini.
Grab beroperasi di lebih dari 400 kota di delapan negara di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut adalah pemain dominan di kawasan yang berpenduduk sekitar 650 juta orang di tengah persaingan ride-hailing yang semakin ketat.
Selain bersaing dengan Gojek yang bergabung dengan perusahaan e-commerce PT Tokopedia untuk memperbesar layanannya, Grab juga bersaing dengan Foodpanda dan Deliveroo Plc dari Delivery Hero SE serta pendatang baru seperti AirAsia Group Bhd. di beberapa negara di kawasan.
BISNIS
Baca: Penjelasan Telkom Soal Penyebab Gangguan Jaringan IndiHome
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.