Didorong Pertumbuhan Global, Dolar AS Capai Level Tertinggi 16 Bulan

Reporter

Antara

Selasa, 16 November 2021 07:36 WIB

Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang safe-haven dolar AS mencapai level tertinggi 16-bulan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi, 16 November 2021.

Hal itu didorong oleh pertumbuhan global dan kekhawatiran inflasi, serta ekspektasi kebijakan moneter ketika investor menunggu data minggu ini tentang kekuatan konsumen AS.

Dolar melonjak pada Rabu lalu, 3 November 2021 setelah data menunjukkan harga-harga konsumen AS naik bulan lalu pada laju tahunan tercepat sejak 1990, menimbulkan keraguan pada pandangan Federal Reserve (Fed) bahwa tekanan harga akan bersifat sementara dan memicu spekulasi bahwa suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Saya merasa seperti saya berdagang kembali di tahun 90-an ketika semua orang lebih memperhatikan apa yang akan dilakukan The Fed," kata Analis Senior FXStreet.com, Joseph Trevisani.

"Sudah lama sejak kami mengalami perubahan nyata dalam tingkat suku bunga komparatif dan tampaknya ke sanalah tujuan kami."

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai 95,462 pada Senin, 15 November 2021, tertinggi sejak Juli 2020, dan terakhir naik 0,274 persen pada 95,394.

Permintaan untuk greenback telah melunak pada Jumat, 12 November 2021, ketika sebuah laporan menunjukkan sentimen konsumen turun ke level terendah dalam satu dekade, sebagian karena lonjakan inflasi. Tapi permintaan menguat lagi pada Senin, 15 November 2021, setelah pembuat kebijakan di Eropa dan Inggris menyuarakan kekhawatiran pertumbuhan dan harga.

Investor akan melihat data penjualan ritel AS pada Selasa, 16 November 2021, waktu setempat untuk petunjuk ke mana arah dolar selanjutnya. Data tersebut diperkirakan menunjukkan penjualan ritel naik 1,1 persen bulan lalu, menurut jajak pendapat Reuters.<!--more-->

"Mengikuti data sentimen konsumen, perhatian akan tertuju pada penjualan ritel AS besok untuk melihat apakah penurunan sentimen konsumen tercermin dalam penjualan ritel," kata Analis Pasar Keuangan Senior City Index, Fiona Cincotta.

Kenaikan dalam indeks dolar tertimbang terhadap euro juga telah dibantu oleh penurunan mata uang tunggal, dengan Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde terus mendorong kembali taruhan pasar untuk kebijakan yang lebih ketat.

Kemacetan rantai pasokan dan melonjaknya biaya energi memperlambat pertumbuhan zona euro dan akan menjaga inflasi tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan, kata Lagarde.

Lagarde "mengulangi pandangan dovish pembuat kebijakan" menjaga euro tetap terkendali, kata Jane Foley, Kepala Strategi Valas di Rabobank London. Euro mencapai level terendah 16 bulan terhadap greenback dan terakhir turun 0,49 persen pada 1,13865 dolar AS.

Terhadap franc Swiss, euro merosot ke level terlemahnya dalam 18 bulan dan terakhir turun 0,17 persen pada 1,0524.

Minat pada pasangan euro/franc Swiss telah meningkat tajam, kata Simon Harvey, analis pasar senior valas di Monex Europe, "karena franc Swiss adalah lindung nilai alami terhadap inflasi."

Anggota dewan gubernur babk sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), Andrea Maechler mengatakan inflasi Swiss yang moderat, pada tingkat tahunan sekitar 1,2 persen, membatasi kenaikan franc. Tapi dia menegaskan kembali komitmen SNB untuk melakukan intervensi pasar yang dirancang untuk membatasi, jika diperlukan, efek kekuatan franc Swiss terhadap ekonomi berorientasi ekspor Swiss.

Di Inggris, pound naik 0,16 persen menjadi 1,3429 dolar AS untuk memulai minggu yang padat data dengan angka ketenagakerjaan, inflasi dan penjualan ritel diharapkan memberikan petunjuk apakah bank sentral Inggris (BoE) akan menaikkan suku pada Desember, seperti yang diperkirakan oleh pasar. Pada Jumat, 12 November 2021, sterling menyentuh level terendah tahun ini terhadap dolar.

Baca Juga: Perdagangan Surplus, Rupiah Ditutup Menguat di Level 14.201 per USD

Berita terkait

Setelah Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Kota Solo Alami Inflasi 1,69 Persen di Bulan September 2024

23 jam lalu

Setelah Deflasi 4 Bulan Berturut-turut, Kota Solo Alami Inflasi 1,69 Persen di Bulan September 2024

Kota Solo pada bulan September 2024 mengalami inflasi sebesar 1,69 persen. Inflasi tersebut terjadi setelah empat bulan sebelumnya secara berturut-turut, yaitu dari Mei hingga Agustus 2024, Solo mengalami deflasi.

Baca Selengkapnya

IHSG Masih Lemah di Level 7.496, Analis Imbau Waspada Pelemahan Lanjutan di Senin Depan

1 hari lalu

IHSG Masih Lemah di Level 7.496, Analis Imbau Waspada Pelemahan Lanjutan di Senin Depan

Analis memproyeksikan IHSG akan lanjut melemah pada Senin depan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Sri Mulyani Sebut Deflasi Berbulan-bulan Justru Positif Meski Pengusaha dan Ekonom Cemas?

1 hari lalu

Kenapa Sri Mulyani Sebut Deflasi Berbulan-bulan Justru Positif Meski Pengusaha dan Ekonom Cemas?

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut deflasi yang terjadi berturut-turut selama 5 bulan justru positif. Pengusaha dan ekonom justru cemas.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

1 hari lalu

Harga Emas Diproyeksi Naik Pekan Depan, Terjadi Lompatan Jika Konflik Timur Tengah Semakin Memanas

Lukman Leongarga memproyeksi kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Ukraina masih jadi stimulus positif bagi perkembangan harga emas.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Melemah, Diprediksi akan Mendekati Rp16.000 per Dolar AS

Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi bakal terus berlanjut. Diperkirakan akan mendekati Rp16.000 per dolar AS. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

1 hari lalu

Rupiah Terus Melemah Imbas Konflik Timur Tengah

Pelemahan rupiah diprediksi berlanjut hingga Jumat imbas konflik antara Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

3 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Melemah Hari Ini, Diprediksi akan Terus Menurun Besok

Nilai mata uang rupiah ditutup melemah melemah 62 poin ke level Rp 15.268 terhadap dolar Amerika Serikat pada Rabu, 2 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

3 hari lalu

Pinjaman Pegadaian Meningkat Jadi Rp 84,18 Triliun, OJK: Digunakan untuk Penuhi Kebutuhan Sehari-hari

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, mengungkapkan tingkat penyaluran pinjaman industri pegadaian mengalami kenaikan 25,83 persen secara year on year (yoy).

Baca Selengkapnya

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

4 hari lalu

Mata Uang Rupiah Anjlok 66 Poin Hari Ini, Analis Prediksi Bakal Terus Melemah hingga Besok

Mata uang rupiah melemah 66 poin di level Rp 15.206 pada akhir perdagangan sore ini, Selasa 1 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

RI Mengalami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Core: Mendekati Krisis Era Pandemi

4 hari lalu

RI Mengalami Deflasi Lima Bulan Beruntun, Ekonom Core: Mendekati Krisis Era Pandemi

BPS mencatat Indonesia telah mengalami deflasi lima bulan berturut-turut yang menunjukkan terjadinya pelemahan daya beli konsumen

Baca Selengkapnya