Beberkan Biaya Kereta Cepat Membengkak, Erick Thohir: Bukan Karena Korupsi

Senin, 15 November 2021 21:59 WIB

Pekerja menyelesaikan pembangunan Stasiun Kereta Cepat Indonesia China yang terintegrasi dengan LRT di kawasan Halim, Jakarta, Kamis, 4 November 2021. PT KCIC juga mengaku siap menjalankan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sesuai dengan instruksi pemerintah dan para pemegang saham usai mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) hingga Rp4,3 triliun. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menjelaskan kembali penyebab bengkaknya biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Salah satu faktornya, kata dia, adalah sulitnya pembebasan tanah di Indonesia yang menyebabkan harganya naik.

Di samping itu, ia mengatakan pandemi juga mengerek harga sejumlah bahan baku proyek, misalnya harga baja, batu bara, hingga minyak. Dengan demikian, ia mengatakan biaya investasi yang berhubungan dengan sumber daya alam turut naik.

"Jadi memang ada peningkatan. Kemarin delay lagi karena enggak ada yang bisa kerja hampir 6-7 bulan. Ini kenapa konteksnya struktur diperbaiki, bukan karena korupsi," ujar Erick dalam wawancara eksklusif Kick Andy yang ditayangkan di Metro TV, 14 November 2021.

Sejurus dengan itu, Erick pun membuka penyebab proyek kereta cepat pada akhirnya menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN. Padahal, mulanya proyek kereta berkecepatan 350 kilometer per jam ini direncanakan dibangun tanpa suntikan modal negara.

"Memang ini tidak bisa pure B to B (business to business), harus jadi penugasan. Itu kita presentasi secara terbuka, tidak ada hengki pengki," ujar Erick.

Advertising
Advertising

Erick mengatakan biasanya untuk proyek-proyek yang tidak memerlukan uang APBN, maka pihaknya akan mencari suntikan modal dari pasar. Namun, ia melihat proyek sepur kilat itu tidak mungkin dibiayai oleh pasar.

"Kereta cepat tidak mungkin (dibiayai) pasar karena perlu waktu lama," ujar Erick. Karena itu, ia pun meminta Penyertaan Modal Negara untuk penugasan dan restrukturisasi.

Erick mengatakan proyek kereta cepat itu pun tidak bisa dihentikan lantaran saat dia masuk menjadi menteri, pekerjaan sudah berjalan lebih dari 60 persen. Artinya, semua pihak sudah mengeluarkan banyak uang dan akan merugikan jika dihentikan.

"Masak harus berhenti? Kalau berhenti, uang sudah kebakar semua menjadi besi tua," ujar Erick Thohir.

Baca: Pertamina Beberkan Audit Penangkal Petir Usai Kebakaran Tangki di Kilang Cilacap

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12.050 Miliar

18 menit lalu

Tahun Ini, Investasi di Solo Raya Ditargetkan Tembus Rp 12.050 Miliar

Deputi BKPM Nurul Ichwan berharap percepatan pencapaian realisasi investasi pada 2024 bakal menguatkan kolaborasi antardaerah.

Baca Selengkapnya

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

1 jam lalu

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga berharap konsolidasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan PT Hutama Karya (HK) akan rampung per September 2024.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

3 jam lalu

Bea Cukai jadi Sorotan, CITA Sarankan Sejumlah Langkah Perbaikan

Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) menyoroti kritik publik terhadap Ditjen Bea Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

12 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

17 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

18 jam lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

18 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

18 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

21 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Daftar Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong dan Erick Thohir

22 jam lalu

Daftar Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong dan Erick Thohir

Gencar memperkuat timnas Indonesia melalui naturalisasi. Sudah berapa pemain naturalisasi di era Shin tae-yong dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir?

Baca Selengkapnya