Pesawat ATR-72 milik maskapai penerbangan Citilink mendarat di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga, Jateng, Selasa 1 Juni 2021. Maskapai penerbangan Citilink melakukan "proving flight" pesawat ATR-72 rute Surabaya-Purbalingga, dengan kapasitas 70 penumpang, sebagai simulasi akhir persiapan operasional komersial Bandara Jenderal Besar Soedirman Purbalingga. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis maskapai penerbangan Citilink diproyeksikan lebih besar daripada induk usahanya, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan Citilink bakal mencaplok sejumlah rute penerbangan Garuda.
“Nanti kalau berhasil restrukturisasi utang (Garuda), bisnis Citilink akan lebih besar. Kita akan masuk ke rute-rute (Garuda) karena selama ini LCC (low cost carrier airlines) carrier-nya lebih tinggi,” ujar Kartika alias Tiko saat ditemui di Depo LRT Jabodebek, Kalimalang, Bekasi, Rabu, 10 November 2021.
Tiko menuturkan bisnis maskapai berbiaya murah memiliki potensi pasar lebih besar untuk segmen penerbangan dalam negeri. LCC menjangkau semua kelas penumpang, seperti penumpang kelas ekonomi menengah ke bawah hingga menengah ke atas.
Porsi pasar LCC pun telah melampaui maskapai full service. Merujuk pada paparan keterbukaan Garuda, pangsa pasar perseroan selama 2020 turun menjadi 35,3 persen akibat dicaplok maskapai LCC. Pada 2019, pangsa pasar rute penerbangan dalam negeri maskapai pelat merah itu masih berkisar 43,4 persen.
Adapun pada masa mendatang, Garuda Indonesia sebagai induk usaha Citilink hanya akan difokuskan untuk penerbangan rute gemuk yang menguntungkan. Misalnya, Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Denpasar.
“Rute-rute di luar itu akan dikerjain oleh Citilink,” tutur Tiko.
Garuda sebelumnya berencana memangkas 97 rutenya baik domestik maupun internasional. Maskapai ekor biru yang semula memiliki 237 rute itu secara bertahap akan mengurangi destinasi penerbangannya hingga menyisakan 140 rute.
Efisiensi rute pesawat merupakan salah satu rencana bisnis Garuda yang tercantum dalam proposal restrukturisasi perusahaan. Manajemen telah memetakan rute-rute yang tidak potensial dan merugikan perusahaan, seperti tujuan Tarakan. Selain memangkas rute, Garuda berencana mengurangi frekuensi hingga jenis pesawatnya dari semula 13 jenis menjadi hanya tujuh jenis.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
3 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
4 hari lalu
Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.