Ekspor Naik, Pan Brothers Yakin Restrukturisasi Utang Rampung Tahun Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 9 November 2021 08:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pan Brothers Tbk. optimistis dapat merampungkan upaya restrukturisasi utang pada tahun ini setelah digugat pada perkara penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh PT Maybank Indonesia Tbk.
“Restrukturisasi Insya Allah selesai tahun ini, dan dalam dua minggu ini akan ada rilis pers,” kata Vice CEO Pan Brothers Anne Patricia Sutan melalui pesan WhatsApp, Senin, 8 November 2021.
Keyakinan dapat menyelesaikan proses restrukturisasi pada tahun ini di antaranya terpicu oleh peningkatan kinerja ekspor perusahaan berkode saham PBRX itu menjelang akhir 2021. Perbaikan volume ekspor itu seiring adanya peningkatan permintaan dari pasar global.
Momentum itu dinilai diperoleh setelah Cina mengalami krisis energi sejak paruh kedua tahun ini. “Memang ada kenaikan ekspor,” ujar Anne.
Pan Brothers sebelumnya telah memperoleh moratorium pembayaran utang dari Pengadilan Tinggi Singapura terkait dengan beban utang yang mencapai US$ 309,6 juta.
Nilai utang itu terdiri atas pinjaman sindikasi dengan nilai US$ 138,5 juta dan obligasi US$ 171,1 juta. Sementara itu porsi Bank Maybank Indonesia (BNII) dari keseluruhan utang tersebut sekitar 4,5 persen.
Sebelumnya, pemerintah menjelaskan, adanya proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di sejumlah emiten tekstil besar dalam negeri seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) dan Pan Brothers tidak berpengaruh negatif pada kinerja industri.
Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Elis Masitoh menyebut masalah yang dihadapi sejumlah emiten besar garmen tidak mempengaruhi kinerja ekspor.
"Karena memang tidak terkait dengan produksi emiten-emiten tersebut, masih tetap beroperasi seperti sedia kala,” kata Elis melalui pesan WhatsApp, Senin, 8 November 2021.
<!--more-->
Bahkan, menurut dia, dua emiten tekstil itu sudah mencatatkan permintaan dari importir hingga tahun 2023. Kedua perusahaan itu juga disebut bakal menyerap 4.000 orang tenaga kerja untuk memenuhi permintaan importir tersebut.
“Saat ini selain kedua emiten tersebut beberapa industri garmen orientasi ekspor juga tengah mengalami peningkatan order buyer sampai tahun 2023,” kata Elis.
Kemenperin mencatat volume ekspor produk tekstil dengan kode HS 61 mencapai 185,69 ton hingga triwulan ketiga tahun ini. Angka itu melampaui pencapaian selama periode serupa tahun lalu yang sebesar 169,14 ton.
Adapun nilai ekspor produk tekstil itu mencapai US$ 3,08 miliar. Khusus untuk kode HS 62 yang merupakan pakaian atau aksesoris pakaian bukan rajutan, volume ekspor hingga triwulan ketiga 2021 mencapai 121,09 ton.
Volume itu lebih rendah ketimbang yang dibukukan pada triwulan ketiga tahun lalu yang berada di posisi 125,52 ton. Adapun nilai ekspor produk tekstil berkode HS 62 itu mencapai US$2,93 miliar.
Terus tumbuhnya volume ekspor tekstil itu terlihat dari bagaimana Pan Brothers menambah 3.000 karyawan baru selama pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk memenuhi pesanan dari seluruh lini.
Pada akhir Agustus lalu, RUPS Pan Brothers melaporkan pertumbuhan kinerja hingga awal tahun ini. Walau menghadapi tantangan yang sulit, kegiatan operasional diklaim tetap berjalan dengan baik.
"Di tengah situasi yang tidak menguntungkan ini, PBRX masih berhasil meningkatkan penjualan sebesar 4 persen menjadi US$ 126,2 juta pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan kuartal I/2020," tulis laporan RUPS Pan Brothers tersebut.
BISNIS
Baca: Maybank Endus Indikasi Pan Brothers Ingin Alihkan Utang ke Kreditur Lain
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.