Luhut Sebut RI Targetkan Nol Emisi Karbon pada 2060 atau Lebih Cepat
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Kamis, 4 November 2021 14:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan Indonesia telah mematok target untuk mencapai net zero emission atau nol emisi karbon pada 2060 atau lebih cepat. Target itu ia sampaikan dalam talkshow Blue Carbon to Strengthen Climate Change and Coastal Resilience di Paviliun Indonesia yang merupakan rangkaian agenda COP 26 UNFCCC di Glasgow.
Luhut berujar, ada beberapa sektor yang dapat mendukung pencapaian net zero emission. Di antaranya sektor hutan dan penggunaan lahan (FoLU), termasuk hutan bakau (mangrove) serta lahan gambut.
“Sektor FOLU akan mendukung tercapainya penurunan emisi nasional atau net sink (penyerapan bersih) karbon pada 2030. Pemetaan dan pemanfaatan ekosistem blue carbon diharapkan dapat menurunkan suhu pada tahun 2050,” ujar Luhut seperti dikutip pada Kamis, 4 November 2021.
Komitmen Indonesia dalam mendukung pengurangan emisi karbon ditunjukkan melalui penyerahan dokumen Updated Nationally Determined Contribution/NDC. Dokumen yang diberikan kepada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) itu memuat strategi jangka panjang untuk ketahanan karbon dan iklim 2050 terbaru. Dokumen Updated NDC yang telah diperbarui juga membahas aspek baru, termasuk soal laut.
Dokumen NDC, kata Luhut, diharapkan dapat menemukan solusi secara cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Misalnya dengan menciptakan energi baru yang terjangkau, berguna, dan terbarukan yang berkelanjutan dari samudera, laut, serta sumber daya kelautan.<!--more-->
Luhut juga menyampaikan bahwa dalam rangka COP 26 UNFCCC di Glasgow, seluruh pihak akan berdiskusi mengenai perubahan iklim secara global. Khususnya, kata dia, untuk menjaga iklim global agar tetap pada suhu di bawah 2 derajat sesuai dengan anjuran Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).
“Saat ini, secara global kita sudah melampaui 1 derajat celcius dan IPCC telah memperingatkan bahwa suhu global perlu dijaga agar tidak melebihi dari 1,5 derajat celcius,” ujar Luhut.
Luhut menyampaikan Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang mendukung terciptanya karbon biru. Ekosistem karbon biru Indonesia menyimpan sekitar 75-80 persen dari jumlah karbon dunia. Karbon biru itu meliputi mangrove, padang lamun, serta terumbu karang.
Indonesia, Luhut mengimbuhkan, telah melakukan berbagai upaya melestarikan dan merehabilitasi ekosistem karbon biru. Pada 2024, Indonesia mengejar target rehabilitasi lahan mangrove kritis seluas 600 ribu hektare.
Indonesia juga memiliki program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) yang merupakan restorasi terumbu karang nasional. ICRG mengintegrasikan pendekatan ilmiah dan sosial ekonomi untuk mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan melalui edu-ekowisata.
“Terumbu karang memang bukanlah bagian utama dari blue carbon, tetapi perannya sangat penting sebagai penghambat terjadinya proses pemanasan global,” ujar Luhut.
Baca Juga: Kala Jokowi, Luhut dan Retno Marsudi Tanam Benih Mangrove di Abu Dhabi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.