The Fed Resmi Putuskan Tapering Dimulai Akhir Bulan Ini, Apa Dampaknya ke RI?

Kamis, 4 November 2021 11:34 WIB

Orang-orang berhjalan di samping gedung bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed, September 14, 2008.[REUTERS /Chip]

TEMPO.CO, Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) memastikan bakal mulai memperlambat laju pembelian asetnya sebagai langkah pertama dalam mengurangi kebijakan uang longgar (easy money policy) era krisis Covid-19.

“Mengingat kemajuan substansial lebih lanjut yang telah dibuat ekonomi menuju tujuan komite sejak Desember lalu, Komite memutuskan untuk mulai mengurangi laju bulanan pembelian aset bersihnya,” kata Federal Open Market Committee (FOMC) dalam pernyataan resmi, mengutip Yahoo Finance, Rabu, 3 November 2021, waktu setempat.

Seperti diketahui, sejak pandemi Covid-19, The Fed telah membeli obligasi AS dan sekuritas berbasis hipotek sebagai dukungan terhadap pemulihan ekonomi AS. Hingga kini, bank sentral AS itu konsisten membeli sekitar US$ 120 miliar per bulan.

Dengan pengumuman itu, The Fed kini memutuskan akan secara bertahap memperlambat laju pembelian tersebut sekitar US$ 15 miliar per bulan. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari rencana untuk menghentikan apa yang disebut program pelonggaran kuantitatif pada pertengahan tahun depan.

Aksi tapering akan dimulai akhir bulan ini dan akan berlanjut pada kecepatan US$ 15 miliar hingga Desember 2021.

Advertising
Advertising

FOMC juga mengklarifikasi bahwa dapat mengubah kecepatan tapering sesuai kebutuhan. “Komite menilai bahwa pengurangan serupa dalam laju pembelian aset bersih kemungkinan akan sesuai setiap bulan, tetapi siap untuk menyesuaikan laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi, ” seperti dikutip dari pernyataan FOMC.

Di bidang suku bunga, FOMC masih mempertahankan suku bunga jangka pendek mendekati nol. Pernyataan The Fed terus menggandakan pandangannya bahwa pembacaan inflasi yang tinggi akan terbukti sementara.

Hal tersebut juga menegaskan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait dengan pandemi dan pembukaan kembali ekonomi telah berkontribusi pada kenaikan harga yang cukup besar di beberapa sektor. Antisipasi untuk penurunan bunga oleh The Fed telah meningkatkan diskusi mengenai langkah-langkah selanjutnya dari FOMC untuk menaikkan suku bunga.

Berita terkait

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

14 jam lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

3 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

3 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

4 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

4 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

6 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

6 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

8 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya