Karena Ini, Staf Sri Mulyani Yakin RI Jadi Acuan Investasi Rendah Karbon

Rabu, 3 November 2021 10:51 WIB

Yustinus Prastowo. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Yustinus Prastowo, staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan perkembangan konferensi tingkat tinggi perubahan iklim atau KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.

Salah satunya, ia menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan pengesahan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) dalam pertemuan tersebut.

"Hal ini menjadikan Indonesia penggerak pertama (first mover) penanggulangan perubahan iklim berbasis pasar (market) di tingkat global untuk menuju pemulihan ekonomi yang berkelanjutan," kata Prastowo lewat akun twitternya @prastow pada Selasa, 2 November 2021.

Dengan memanfaatkan first mover advantage ini, Prastowo menyebut Indonesia akan menjadi acuan dan tujuan investasi rendah karbon di berbagai sektor pembangunan. Baik di sektor energi, transportasi, maupun industri manufaktur.

Sebelumnya, Jokowi melakukan serangkaian kunjungan kerja ke luar negeri. Pertama, Jokowi hadir di KTT G20 di Roma, Italia. Dalam pertemuan G20, Prastowo menyebut Indonesia mengajak negara lain untuk bekerja sama demi pemulihan global.

Advertising
Advertising

Dalam pertemuan ini, Indonesia pun menunjukkan sejumlah contoh kebijakan yang sudah diterbitkan. Mulai dari UU Cipta Kerja, Sovereign Wealth Fund (SWF), Sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko, hingga UU Harmonisasi Pertaturan Perpajakan (HPP).

<!--more-->

Setelah itu, Jokowi bertolak ke KTT COP26. Pertemuan ini mengumpulkan ratusan pemimpin dunia dan menjadi agenda penting untuk penetapan target dan komitmen pengurangan emisi.

Di sini, Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Finlandia berperan sebagai co-chair Koalisi Menkeu Dunia terkait iklim (2021-2023). Prastowo menyebut pertemuan ini pun sangat krusial.

"Karena menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama untuk mengevaluasi komitmen dan kemajuan yang telah dilakukan sejak disetujuinya Paris Agreement," kata dia.

Menurut Prastowo, Indonesia pun kembali menyampaikan komitmen menjadi salah satu negara berkembang pertama yang menyampaikan target nasionalnya. Target ini yaitu penurunan emisi sebanyak 26 persen hingga 41 persen pada 2030, melalui Perpres 98 Tahun 2021.

Setelah serangkaian acara ini, Indonesia menjadi presidensi G20 pada 2021-2022. Maka nantinya, kata Prastowo, presidensi Indonesia di G20 ini bisa mendorong agenda dan isu penting untuk perubahan kebijakan global.

Baik itu isu yang diangkat Indonesia di KTT COP26 maupun KTTG20. "Saatnya kita berpikir strategis dan bersatu mengadvokasi banyak hal penting," kata dia.

BACA: Sri Mulyani Bahas UMKM dengan Ratu Belanda

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

18 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

18 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

3 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

3 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya