Di London, Bos OJK Undang Investor Asing Masuk RI dengan Sejumlah Insentif
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 30 Oktober 2021 15:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Wimboh Santoso mengundang investor asing dari sejumlah negara untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia apalagi saat ini prospek pemulihan ekonomi di Tanah Air cukup baik. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Capital Market Day di London, Inggris, Jumat, 29 Oktober 2021.
Saat itu, Wimboh memaparkan bahwa nilai penghimpunan dana yang hingga 26 Oktober 2021 mencapai Rp 273,9 triliun dan 40 emiten baru yang telah melakukan penawaran umum. Hal tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap pasar modal dan perekonomian Indonesia cukup besar.
Nilai penghimpunan dana tersebut melampaui perolehan di tahun 2020 sebesar Rp 118,7 triliun. Selain itu, pasar modal juga mencatat lonjakan pertumbuhan investor pasar modal terutama dari kalangan milenial.
Per 21 September 2021, kata Wimboh, tercatat investor di pasar modal Indonesia sebanyak 6,4 juta orang atau naik 100,51 persen (yoy). “Oleh karena itu, kami mengajak anda berinvestasi di Indonesia khususnya di pasar modal dan menikmati hasil investasi yang baik,” tuturnya, dikutip dari keterangan resminya, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Wimboh menyebutkan, Pemerintah Indonesia telah memberikan banyak insentif investasi seperti pengurangan tarif 2 persen dari pajak penghasilan badan untuk emiten, pengurangan pajak atas bunga obligasi korporasi dari 20 persen menjadi 10 persen dan juga omnibus law yang sangat menyederhanakan perizinan untuk investor global.
Tak hanya itu, pemerintah juga terus membangun infrastruktur guna mempermudah akses dan meningkatkan efisiensi yang akan menambah keuntungan bagi para investor.
<!--more-->
Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kata Wimboh, OJK akan terus mengoptimalkan peran pasar modal. Di antaranya melalui dukungan penyusunan kebijakan yang akomodatif bagi startup dan perusahaan teknologi berskala unicorn untuk melakukan IPO di bursa.
OJK bersama pemangku kepentingan pun membentuk Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM, menerbitkan kerangka regulasi untuk Bank Digital, memperbarui pengaturan peer to peer lending dan meninjau pengaturan insurtech.
Acara itu juga dihadiri oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kadin Indonesia Arsyad Rasjid dan sejumlah pemimpin Himbara. Acara tersebut juga dihadiri CEO London Stock Exchange (LSE) Group Murray Roos dan Steven Marcellino Pimpinan Global Indonesian Professionals' Association (GIPA) serta kalangan pengusaha di Inggris.
Luhut saat itu menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif 7,07 persen (yoy) pada kuartal II/2021. Ia memperkirakan hingga akhir tahun pertumbuhan berkisar 3,7 persen – 4,5 persen.
Perbaikan kinerja PDB itu, kata Luhut, dipengaruhi oleh lonjakan permintaan domestik dengan seluruh komponen sisi permintaan menunjukkan pertumbuhan yang solid. "Terutama komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah,” tutur Luhut dalam paparannya.
Di hadapan para investor asing itu, Luhut juga menceritakan bagaimana lonjakan kasus Covid-19 yang direspons dengan pembatasan mobilitas ketat dimulai pada akhir kuartal II 2021 dan berakhir pada akhir kuartal III 2021. Hal itu pula yang kemudian turut mempengaruhi PDB. "Namun, dengan penanganan Covid-19 yang solid, pemulihan yang kuat di kuartal IV/2021 masih dapat dicapai."
BISNIS
Baca: ADB Gelontorkan Pinjaman Rp 7,1 Triliun untuk Indonesia, Untuk Apa Saja?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.