TEMPO.CO, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sedang memasuki tahap awal akuisisi untuk membentuk bank digital. Bank tersebut bakal menjadi anak usaha BNI yang berfokus memberikan layanan berbasis teknologi, yang diklaim lebih efektif dan efisien.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perseroan berniat menjalin kerja sama strategis dengan mitra yang kuat dan berpengalaman di bidang pengembangan teknologi finansial. “Kami belum bisa sebut partnernya spesifik, tapi akan disampaikan nanti dalam aksi korporasi,” ujar Royke dalam public expose, Senin, 25 Oktober 2021.
Menurut dia, teknologi menjadi kunci penting dalam pengembangan bisnis bank digital. Adapun BNI berencana menjalin kerja sama dengan dua mitra. Mitra pertama adalah pemilik ekosistem perbankan dan mitra kedua merupakan partner baru yang bergerak di bidang teknologi.
Bank digital milik BNI akan menyasar pasar yang luas, termasuk pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). UMKM dianggap memiliki peran besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perusahaan akan menyiapkan ongkos operasional yang murah yang dapat dijangkau oleh nasabah dari semua kalangan.
Wacana pengembangan bank digital sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) BNI 2021. BNI telah menyiapkan modal akuisisi yang nilainya tidak lebih dari Rp 3 triliun.
“Target idealnya buku I dan buku II berdasarkan klarifikasi sebelumnya, yang artinya modal intinya tidak lebih dari Rp 3 triliun,” ujar Royke. <!--more--> Royke mengatakan BNI memiliki modal yang kuat untuk melakukan ekspansi bisnis, baik secara organik maupun non-organik. Dengan rencana akuisisi, ia memastikan aksi korporasi itu tidak akan berdampak signifikan terhadap permodalan bank.
Dia juga menyebut proses akuisisi akan berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. BNI akan meminang partner yang memiliki fundamental kuat. Pada perjalanannya, perseroan menjamin bank digital BNI akan memiliki valuasi yang wajar.
“Kami tidak akan burn money. Kami perhatikan DPK (dana pihak ketiga) dan bagaimana bank digital akan memperoleh DPK. Itu model bisnis yang saling terkait,” ujar Royke.
Adapun ekspansi bisnis BNI ini digadang-gadang akan berdampak terhadap keberlangsungan bisnis perseroan yang profit. Ia menyatakan dalam jangka panjang, perusahaan telah memiliki roadmap atau peta pengembangan bisnis digital yang matang.