Bank Jago Akhirnya Raih Laba pada Kuartal III 2021 setelah 6 Tahun Merugi

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 22 Oktober 2021 06:24 WIB

Kantor Bank JAGO di Menara BTPN, Jakarta, Jumat 15 Januari 2021. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) akhirnya mencetak laba bersih pada kuartal III 2021, setelah enam tahun terakhir merugi.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan pada kuartal III 2021, perseroan berhasil meraih laba bersih. Laba bersih ini pun didorong oleh pertumbuhan kredit yang meningkat.

“Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level sangat rendah dan efisiensi biaya dana berkat peningkatan dana murah (current account saving account/CASA),“ ujar Kharim dalam keterangan resmi pada Jumat, 22 Oktober 2021.

Kharim menjelaskan penyaluran kredit hingga akhir September 2021 mencapai Rp 3,73 triliun, melonjak 502 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp 1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya (qtq).

“Prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” kata Kharim.

Adapun aplikasi Jago saat ini telah terintegrasi dengan aplikasi reksadana online Bibit.Id dan super app Gojek. “Integrasi ini memampukan konsumen untuk mengakses produk dan layanan jasa keuangan secara seamless, mudah, cepat dan aman,“ tutur Kharim.
<!--more-->
Dia menambahkan fitur Kantong Jago yang terhubung dengan aplikasi Bibit dan Gojek juga membuat pengelolaan keuangan menjadi lebih disiplin, inovatif, dan kolaboratif. Selain berkolaborasi dengan Bibit dan Gojek, Jago bekerja sama dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lain berbasis digital.

Pola kerja sama pembiayaan (partnership lending) ini membuat Jago bisa ekspansi namun dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal ini tercermin pada rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 0,6 persen.

Advertising
Advertising

“Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif, dan cepat,” kata Kharim.

Pertumbuhan kredit sebesar 502 persen, berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478 persen menjadi Rp 355 miliar. Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104 persen menjadi Rp 38 miliar. Hal ini menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp 318 miliar, atau tumbuh 640 persen.

Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4 persen. “Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, tumbuh 564 persen,“ ungkapnya.

Bank Jago berhasil menghimpun dana murah atau CASA sebanyak Rp 985 miliar, melonjak 1.031 persen. Sedangkan deposito senilai Rp 1,6 triliun, meningkat 42 persen.
<!--more-->
Kharim menuturkan saat ini proporsi CASA terus membaik. Sebagai pembanding, porsi CASA pada September 2021 mencapai 38,72 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 22,74 persen, atau posisi akhir Juni sebesar 30,21 persen.

Pada kurun waktu yang sama, porsi deposito terhadap DPK telah menyusut dari 77,26 persen menjadi 69,79 persen dan kini 61,3 persen. “Porsi CASA yang terus membesar ini mempengaruhi struktur biaya dana sehingga berdampak positif pada perolehan margin. Peningkatan dana murah ini juga menunjukkan tingkat penerimaan publik yang semakin baik terhadap aplikasi Jago,” katanya.

Pertumbuhan kredit yang agresif, rasio NPL di level rendah, dan kemampuan memperbaiki struktur biaya dana, berdampak positif pada perolehan laba bersih (net profit after tax/NPAT) senilai Rp 14 miliar. Pencapaian pada kuartal III 2021 ini sekaligus memutus rantai kerugian yang membelit perseroan selama 6 tahun terakhir.

“Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja kami di masa mendatang akan terus membaik dan Jago akan menjadi bank digital yang profitable serta mampu untuk tumbuh secara berkelanjutan,” tutur Kharim.

Sementara itu, aset Bank Jago mencapai Rp 11 triliun per akhir September 2021, tumbuh 536 persen. Adapun permodalan mencapai Rp8 triliun, sangat solid untuk menunjang ekspansi dan rencana bisnis Jago ke depan.

BISNIS

Baca juga: Ribbit Capital Beberkan Alasan Mau jadi Investor Baru Bank Jago

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

1 hari lalu

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

Ada beberapa cara tutup akun Gojek yang bisa dilakukan. Penutupan akun bisa dilakukan apabila Anda berencana mengganti layanan. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

2 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

3 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

3 hari lalu

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,2 triliun pada Kuartal I 2024

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (IDX: BNGA) mencatat perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada kuartal I tahun ini.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

3 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

4 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya