BUMN Targetkan 3 Bulan untuk Siapkan Pelita Air Layani Penerbangan Berjadwal

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 21 Oktober 2021 11:05 WIB

Pelita Air. Pelita-air.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memperkirakan penyiapan PT Pelita Air Service (PAS) sebagai maskapai yang melayani penerbangan berjadwal membutuhkan waktu setidaknya tiga bulan.

“Paling tidak target kami untuk Pelita [persiapan] butuh 3 bulan,” ujar Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo kepada Bisnis, Kamis, 21 Oktober 2021.

Diberitakan sebelumnya, Pelita disiapkan oleh Kementerian BUMN untuk menggantikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. atau GIAA untuk menjadi maskapai berjadwal nasional.

Kartika menjelaskan saat ini Pelita sedang dalam proses untuk mendapatkan izin sertifikat operator udara (Air Operator Certficate/AOC) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sejauh ini, Kartiko menyebutkan Kemenhub sudah memberi lampu hijau untuk izin operasi terjadwal.

Namun, lanjutnya, penyiapan Pelita dari yang sebelumnya hanya melayani penerbangan sewa atau carter menjadi maskapai berjadwal tentu membutuhkan waktu. Fokus utama yang tengah dipersiapkan adalah jenis pesawat dan seluruh operasi pendukungnya.

Sementara itu, Direktur Utama PAS Albert Burhan belum mau berkomentar lebih jelas mengenai rencana Pelita saat ini. “Mengenai persiapan Pelita, kami akan informasikan nanti ya,” katanya.
<!--more-->
Informasi terkait rencana Pelita yang segera mengoperasikan layanan berjadwalnya ditanggapi oleh Komisaris Pelita Air Michael Umbas. Michael menjelaskan penerbangan niaga berjadwal menjadi salah satu peluang bisnis yang menarik bagi perusahaan.

Menurutnya, peluang dan potensi tersebut sah-sah saja secara bisnis apalagi jika didukung oleh para pemegang saham. Dia juga menegaskan rencana masuknya Pelita ke dalam layanan berjadwal akan tetap diambil terlepas dari kondisi Garuda Indonesia.

"Apakah ada masalah kondisi Garuda maupun tidak, Pelita Air sudah melihat peluang bermain di penerbangan berjadwal meskipun akan melakukan kajian bisnis secara cermat terlebih dahulu," katanya.

Pelita Air selama ini merupakan maskapai charter dengan pengalaman di sektor minyak dan gas serta government special mission dengan sedikit histori terbang berjadwal. Michael pun menggarisbawahi kondisi Pelita cukup baik dan mampu bertahan hampir 58 tahun dan menjadi perusahaan aviasi nasional tertua setelah Garuda.

Baca juga: Wakil Menteri BUMN Benarkan Pelita Air Disiapkan Gantikan Garuda, Alasannya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

10 jam lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

13 jam lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

13 jam lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

1 hari lalu

Budi Karya Minta Aset Bandara Tuanku Tambusai Segera Dilimpahkan ke Kemenhub

Budi Karya menginstruksikan agar aset Bandara Tuanku Tambusai, Riau diserahkan ke Kementerian Perhubungan.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

1 hari lalu

Dampak Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup hingga Pukul 10.00 WITA Hari Ini

Penutupan Bandara Sam Ratulang Manado diperpanjang hingga pagi hari ini, Ahad, 5 Mei 2024, pukul 10.00 WITA.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

3 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

3 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya