Jokowi Diminta Tinjau Kembali Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Smelter PT AMNT

Kamis, 14 Oktober 2021 18:31 WIB

smelter

TEMPO.CO, Jakarta - Rakyat Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat memohon kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi melalui kementerian terkait, untuk meninjau kembali pelaksanaan pengadaan tanah untuk smelter milik perusahaan PT. AMNT. Hal itu karena diduga pengadaan tanah smelter PT. AMNT melanggar aturan presiden.

"Memohon kepada Bapak Presiden RI (Jokowi) melalui kementerian terkait untuk meninjau kembali pelaksanaan pengadaan tanah untuk smelter milik perusahaan PT. AMNT," kata pengacara publik Yan Mangandar Putra dalam keterangan tertulis yang dipublikasi Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas Mataram, Kamis, 14 Oktober 2021.

Dia juga mengharapkan kepada Institusi Komnas HAM dan Ombudsman RI agar melakukan pengecekan di lokasi dan bertemu masyarakat yang berhak
terkait adanya dugaan pelanggaran HAM dan cacat administrasi/buruknya
layanan pemerintah dalam pengadaan tanah untuk smelter milik perusahaan PT. AMNT.

Dia menuturkan pada Januari 2019 Pemerintah Daerah Propinsi NTB dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) membentuk Tim Percepatan Rencana Pembangunan Smelter dan Industri Turunannya, dengan Gubernur NTB selaku pengarah.

Pada 2018, sebelum terbentuk tim percepatan dan tim appraisal sudah ada kelompok yang terdiri orang tertentu yang bukan dari unsur Tim Percepatan dan Perusahaan yang membeli tanah masyarakat (makelar) yang melakukan pembayaran jual beli tanah masyarakat di bawah tangan dengan kisaran harga Rp 600 ribu sampai dengan Rp 5,5 juta per are, sehingga sebagian kecil masyarakat telah menjual tanahnya.

Advertising
Advertising

Selanjutnya pada 2019 Tim Percepatan dan Tim Appraisal melakukan sosialisasi termasuk di Desa Maluk disampaikan bahwa nilai ganti rugi appraisal yang sama dengan nilai ganti rugi makelar sebelumnya.

Namun masyarakat keberatan karena nilai ganti rugi tersebut tidak layak dan tidak adil sehingga enggan melepaskan hak atas tanah yang telah lama menghidupinya terutama masyarakat dari Dusun Otak Kris dan Dusun Bukti Damai yang sebagian besarnya adalah bekerja sebagai petani yang tanah tempat tinggal dan ladang pertaniannya telah ber-Sertifikat Hak Milik.

Dia mengatakan keberadaan tim appraisal sepatutnya selaku pihak ketiga yang independen dan profesional harus lebih dahulu melakukan konsultasi publik baru kemudian menentukan nilai ganti rugi tanah masyarakat sebagai pihak
yang berhak yang akan melepas haknya untuk kepentingan umum kepada instansi yang memerlukan tanah dengan nilai ganti rugi yang layak dan adil.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

5 jam lalu

Perluas Jangkauan di NTB, Indosat Tambah 131 Mini Gerai IM3 dan 3Kiosk Baru

Seiring bertambahnya BTS 4G baru peningkatan trafik data Indosat di wilayah Nusa Tenggara tumbuh sampai 82 persen dibandingkan masa sebelum ekspansi

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya