Penunjukan Luhut di Komite Kereta Cepat Diduga karena Kedekatannya dengan Cina

Sabtu, 9 Oktober 2021 19:13 WIB

Menko Marves Luhut Pandjaitan (tengah) saat kunjungan kerja ke proyek pengerjaan jalur kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) di area Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 12 April 2021. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, menilai keputusan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menugaskan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin Komite Jakarta-Bandung dilatari keakraban Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu dengan Cina. Luhut disebut-sebut memiliki sejarah hubungan baik dengan Pemerintah Cina.

“Alasan Presiden adalah di dalam proses penyelesaian kereta cepat perlu kemampuan negosiasi dengan pemerintah Cina. Pak Luhut kan selama ini punya hubungan dekat dengan Cina,” ujar Abra saat dihubungi pada Sabtu, 9 Oktober 2021.

Jokowi, kata Abra, ingin Luhut membantu agar anggaran investasi proyek kereta cepat tidak hanya menjadi beban pemerintah atau BUMN Indonesia, tapi juga ada bantuan dari Negeri Tirai Bambu. Sebelumnya, Jokowi telah mengubah ketentuan pendanaan proyek jumbo yang semula tidak mengandalkan APBN, kini dapat didukung oleh uang negara.

Kebutuhan akan investasi proyek kereta cepat belakangan mengalami kendala karena membengkaknya anggaran. Anggaran proyek ini diestimasikan bertambah US$ 1,9 miliar atau dari semula Rp 27,17 triliun menjadi Rp 113,9 triliun.

“Pemerintah ingin ini menjadi beban bersama. Jadi faktor kunci kenapa Luhut yang dipilih, bukan Menteri BUMN, Menteri PUPR, atau Menteri Perhubungan,” kata Abra.<!--more-->

Advertising
Advertising

Jokowi menunjuk Luhut sebagai Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung melalui Peraturan Presiden Nomor 93 tahun 2021 yang terbit pada 6 Oktober. Luhut menggantikan posisi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam proyek itu.

Kedekatan Luhut dengan Cina tampak di beberapa kesempatan. Luhut beberapa kali meminta masyarakat untuk tidak antipati terhadap produk-produk Cina, khususnya obat-obatan.

"Kita juga jangan marah-marah terus sama Cina. Ternyata dua per tiga obat-obat dunia diproduksi di Cina," ujarnya seperti ditayangkan dalam YouTube Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Selasa, 15 Juni 2021.

Luhut juga menilai teknologi di Cina sudah termasuk high-end atau termutakhir dalam memproduksi obat-obatan. Dia mengatakan Pemerintah Indonesia sudah punya hubungan yang baik dengan Cina sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan transfer teknologi ke dalam negeri.

“Kebetulan hubungan kita dengan mereka sangat baik, kita manfaatkan itu untuk teknologi transfer ke kita. Mereka investasi ke kita, sehingga bahan baku obat obat kita dapat," ucap Luhut.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS

Baca Juga: Jokowi Alihkan Tugas Kereta Cepat ke Luhut, Indef: Indikasi Ada Masalah

Berita terkait

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

6 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

8 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

9 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

15 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

17 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

18 jam lalu

PN Jaksel Putuskan Ucapan Rocky Gerung Tidak Menghina Jokowi, Pejabat Publik Harus Siap Dikritik

PN Jakarta Selatan menolak gugatan advokat David Tobing yang menganggap Rocky Gerung telah menghina Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

19 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

20 jam lalu

Hasto Akui Terima Pesan Pengurus Ranting yang Tolak Wacana Pertemuan Megawati dan Jokowi

Megawati, tutur Hasto, berterima kasih kepada pengurus dan kader hingga tingkat ranting dan anak ranting atas capaian mereka dalam Pemilu tahun ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

23 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya