Penunjukan Luhut di Komite Kereta Cepat Diduga karena Kedekatannya dengan Cina
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 9 Oktober 2021 19:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, menilai keputusan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menugaskan Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin Komite Jakarta-Bandung dilatari keakraban Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu dengan Cina. Luhut disebut-sebut memiliki sejarah hubungan baik dengan Pemerintah Cina.
“Alasan Presiden adalah di dalam proses penyelesaian kereta cepat perlu kemampuan negosiasi dengan pemerintah Cina. Pak Luhut kan selama ini punya hubungan dekat dengan Cina,” ujar Abra saat dihubungi pada Sabtu, 9 Oktober 2021.
Jokowi, kata Abra, ingin Luhut membantu agar anggaran investasi proyek kereta cepat tidak hanya menjadi beban pemerintah atau BUMN Indonesia, tapi juga ada bantuan dari Negeri Tirai Bambu. Sebelumnya, Jokowi telah mengubah ketentuan pendanaan proyek jumbo yang semula tidak mengandalkan APBN, kini dapat didukung oleh uang negara.
Kebutuhan akan investasi proyek kereta cepat belakangan mengalami kendala karena membengkaknya anggaran. Anggaran proyek ini diestimasikan bertambah US$ 1,9 miliar atau dari semula Rp 27,17 triliun menjadi Rp 113,9 triliun.
“Pemerintah ingin ini menjadi beban bersama. Jadi faktor kunci kenapa Luhut yang dipilih, bukan Menteri BUMN, Menteri PUPR, atau Menteri Perhubungan,” kata Abra.<!--more-->
Jokowi menunjuk Luhut sebagai Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung melalui Peraturan Presiden Nomor 93 tahun 2021 yang terbit pada 6 Oktober. Luhut menggantikan posisi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam proyek itu.
Kedekatan Luhut dengan Cina tampak di beberapa kesempatan. Luhut beberapa kali meminta masyarakat untuk tidak antipati terhadap produk-produk Cina, khususnya obat-obatan.
"Kita juga jangan marah-marah terus sama Cina. Ternyata dua per tiga obat-obat dunia diproduksi di Cina," ujarnya seperti ditayangkan dalam YouTube Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Selasa, 15 Juni 2021.
Luhut juga menilai teknologi di Cina sudah termasuk high-end atau termutakhir dalam memproduksi obat-obatan. Dia mengatakan Pemerintah Indonesia sudah punya hubungan yang baik dengan Cina sehingga bisa dimanfaatkan untuk melakukan transfer teknologi ke dalam negeri.
“Kebetulan hubungan kita dengan mereka sangat baik, kita manfaatkan itu untuk teknologi transfer ke kita. Mereka investasi ke kita, sehingga bahan baku obat obat kita dapat," ucap Luhut.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS
Baca Juga: Jokowi Alihkan Tugas Kereta Cepat ke Luhut, Indef: Indikasi Ada Masalah