Koalisi Masyarakat Persoalkan Nuklir-Batu Bara dalam RUU Energi Baru Terbarukan

Kamis, 7 Oktober 2021 09:52 WIB

Aktivis Koalisi #BersihkanIndonesia melakukan aksi teatrikal bertajuk `Kami Ingin Masa Depan, Kami Ingin Energi Bersih` di depan Gedung KPU, Jakarta, Senin 11 Februari 2019. Debat Capres tanggal 17 Februari mendatang bertemakan energi, lingkungan hidup, infrastruktur, pangan, dan sumber daya alam. Tema tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat untuk mendengarkan paparan para capres khususnya komitmen para capres terkait masa depan energi bersih dan terbarukan yang tidak menghasilkan emisi dan polusi seperti batu bara. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Peduli Energi Terbarukan menyoroti sejumlah persoalan dalam Rancangan Undang-undang Energi Baru Terbarukan atau RUU EBT yang sedang dibahas di Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat.

Perwakilan Koalisi Rakyat Peduli Energi Terbarukan, Gita Anindarini mengatakan persoalan yang paling menonjol dalam RUU EBT ini adalah masih adanya energi berbahan dasar fosil yaitu batu bara. Padahal, ia mengatakan sektor energi masih menjadi penyumbang emisi terbesar di Indonesia.

"Jika sektor energi ini menjalankan bisnis secara biasa maka akan menjadi sumber emisi terbesar di Indonesia, makanya penting adanya regulasi yang meng-cover transisi energi berkeadilan di Indonesia," kata Ninda yang juga Deputi Direktur Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), dalam keterangan tertulis, Rabu, 6 Oktober 2021.

Koalisi melihat gasifikasi batu bara berpotensi menghasilkan emisi dua kali lebih besar dari pembangkit gas alam Gasifikasi membutuhkan 1,75 ton batu bara untuk memproduksi 1 ton batu bara tergaskan dan menghasilkan dua sampai empat kali CO2 dibandingkan pengilangan minyak. Selain itu, Gita mengatakan Koalisi melihat gasifikasi batubara bisa merugikan negara hingga US$ 377 juta per tahun.

Persoalan lain yang tak kalah penting di dalam RUU EBT ini adalah adanya rencana penggunaan tenaga nuklir. Ninda mengatakan persoalan pertama dari rencana penggunaan tenaga nuklir ini adalah pemerintah yang diwajibkan untuk membangun tempat penyimpanan limbah lestari. Padahal, tempat pengelolaan limbah ini bisa sangat membebani keuangan negara.

Advertising
Advertising

"Biaya dari pengurusan limbah selama 40 tahun mencapai US$ 7,5 miliar dan akan semakin mahal. Selain itu, pembangunan tempat penyimpanan limbah radioaktif tingkat tinggi, di Finlandia contohnya memakan biaya mencapai US$ 3,4 miliar," kata Ninda.

Melalui diskusi publik, koalisi juga menilai PLTN sebagai kegiatan yang berisiko tinggi dan memerlukan pertimbangan teknis serta lingkungan hidup yang sangat ketat Melihat persoalan-persoalan ini.<!--more-->

Koalisi Masyarakat yang terdiri dari ICEL, IESR, Yayasan Indonesia Cerah, Coaction Indonesia, Trend Asia, GreenPeace, Indonesia Parliamentary Centre, dan 350.Id juga membuat petisi di Change.org untuk meminta DPR membatalkan pengesahan RUU EBT dan fokus pada energi terbarukan.

Terakhir, Koalisi berharap perlu ada harmonisasi dengan regulasi lain untuk pasal-pasal yang mengulang. Kemudian penguatan materi untuk energi terbarukan. "Satu lagi, kami mohon untuk bisa menghapus energi baru dan fokus pada energi terbarukan," kata Ninda.

Dalam diskusi yang sama, Anggota Komisi VII dari Fraksi PPP, Anwar Idris, mengatakan akan membawa masukan dari Koalisi Masyarakat dalam rapat-rapat membahas RUU EBT. "Prosesnya masih terbuka untuk menampung masukan masyarakat," kata dia.

Anwar mengatakan mengakui Indonesia tidak boleh terus menerus bergantung pada energi fosil. Menurut dia, ketergantungan terhadap energi fosil secara terus-menerus akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan, perubahan iklim, dan pemanasan global.

"Masyarakat dunia sepakat, sampai di sini tidak ada perdebatan, bahkan perkembangan energi terbarukan menjadi tren dunia saat ini dan di masa mendatang," kata dia.

Namun, ia mengatakan saat ini tidak bisa serta merta Indonesia melepaskan diri dari energi fosil. Makanya, kata dia, masih ada batubara dalam RUU Energi Baru Terbarukan. Ia mengatakan butuh waktu bagi Indonesia untuk bisa transisi melepaskan diri dari energi fosil.

Baca Juga: ESDM: Bioavtur Indonesia Berproses 6 Tahun, Kini Baru Separuh Jalan

Berita terkait

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

1 jam lalu

Wali Kota Cilegon Siap Tunjukkan Pengelolaan Co-Firing TPSA Bagendung

Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon siap tunjukan proses pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

1 hari lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

2 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

5 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

9 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

10 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

15 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya