Alasan Erick Thohir Gabungkan Pelindo: Ongkos Logistik RI Kalah dengan Negara Lain
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 3 Oktober 2021 09:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengungkapkan alasannya menggabungkan PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo I (Persero), Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV. Erick mengatakan aksi korporasi tersebut akan menekan ongkos logistik di Tanah Air.
“Karena logistic cost kita dibandingkan negara lain masih tinggi. Kita 24 persen, negara lain 11 persen,” ujar Erick Thohir dalam rekaman video yang disampaikan humas Kementerian BUMN, Minggu, 3 Oktober 2021.
Ongkos logistik yang tinggi membuat Indonesia acap kalah bersaing dengan negara-negara lain di Asia. Karena itu Erick berharap, merger perusahaan pelat merah di sektor pelabuhan akan mendorong ongkos logistik lebih efisien.
Erick melanjutkan, setelah aksi merger, empat perusahaan tersebut langsung menempati peringkat delapan besar dunia secara valuasi. Posisi itu menunjukkan bahwa BUMN pelabuhan di dalam negeri memiliki potensi untuk bersaing secara global.
“Selama ini kita tertutup mata, bahwa peti kemas pelabuhannya punya potensi luar biasa. Terbukti hasil merger ktia langsung masuk ranking 8 besar dunia,” kata Erick. Dia berharap Pelindo ke depan akan lebih kompetitif dan menjadi perusahaan pelat merah berskala global.
Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 tentang penggabungan Pelindo I, III, dan IV. Setelah peraturan terbit, Kementerian BUMN langsung meresmikan merger tersebut dan menunjuk Pelindo II sebagai surviving entity.
Penandatanganan akta merger dilakukan oleh Direktur Utama Pelindo I Prasetyo, Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo III Boy Robyanto, dan Direktur Pelindo IV Prasetyadi pada Jumat, 1 Oktober. Pelindo selanjutnya akan berfokus agar keempat subholding di bawah perusahaan berjalan efektif .
Baca Juga: Pelindo Resmi Merger, Berikut Susunan Direksi dan Komisaris