TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Joko Suyanto mengatakan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sangatprudentmeski di tengah krisis akibat penyebaran pandemi COVID-19.
"Dalam krisis kesehatan ini, industri perbankan mengikuti tapi secara keseluruhan perbankan masih aman. Ini terbukti dari pertumbuhannya masih stabil, artinya likuiditas baik dan masih kategori sehat," kata Joko dalam webinar bertajuk "Mendorong BPR untuk penyelamatan UMKM" yang dipantau di Jakarta, Rabu 29 September 2021.
Ia mengatakan BPR membiayai segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terutama pengusaha mikro, yang masih produktif dan memilikicash flowyang baik. Di tengah pandemi segmen mikro, kata dia, memiliki ketahanan yang baik dibandingkan usaha yang lebih besar.
Menurutnya, di tengah COVID-19 penyaluran kredit BPR tumbuh hingga tiga persen secarayear on year.Sementara itu pertumbuhan kredit Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tumbuh hingga 12,7 persen.
"Jadi harapannya BPR ini ke depan punya sumbangsih ke pemerintah, baik dari penyerapan tenaga kerja UMKM dan lain-lain. Kualitas BPR di masa krisis, kalau kita lihat dari NPL (Non Performing Loan) dan NPF (Non Performing Financing) itu terkendali," katanya.
Ia mengakui profit BPR mengalami penurunan sebagai dampak dari COVID-19. Namun, dengan kualitas memitigasi risiko yang baik, BPR diharapkan tetap dapat bertahan melalui pandemi.
Setelah keluar dari pandemi ini, ia berharap BPR dapat berperan semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan terus menyalurkan pembiayaan, terutama bagi usaha mikro.
"BPR dan BPRS berperan mendukung program pemerintah sebagai mitra UMKM. UMKM itu potensinya besar di pengusaha mikro yang tidak tersentuh perbankan, " katanya.