Mengapa Bank Dunia Yakin Pertumbuhan Ekonomi RI Dekati 5 Persen Tahun Depan?

Reporter

Antara

Selasa, 28 September 2021 11:14 WIB

Bank Dunia. worldbank.org

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo optimistis ekonomi Indonesia mampu tumbuh mendekati 5 persen pada 2022 setelah pada 2020 dan 2021 mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.

“Kami sangat optimis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mendekati 5 persen dan ini menjadi satu perbaikan tersendiri,” katanya dalam World Bank East Asia and Pacific Economic Update Briefing di Jakarta, Selasa, 28 September 2021.

Sebelumnya, pemerintah dan Komisi Keuangan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 2022 di rentang 5,2 sampai 5,5 persen. Target ini sedikit berubah dari asumsi awal yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pidato RAPBN 2022 yaitu 5 sampai 5,5 persen.

Mattoo menyatakan faktor yang mendorong ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh mendekati 5 persen adalah berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Menurutnya, Indonesia memilih pendekatan yang bersifat hybrid yakni menerapkan pengetatan terhadap mobilitas untuk menangani kesehatan namun sekaligus tetap berusaha menopang perekonomian.

Terlebih lagi, langkah pemerintah maju lebih awal untuk mengadakan program vaksinasi turut menjadi faktor dalam mendorong perekonomian karena pemulihan sangat bergantung pada kekebalan tubuh masyarakat.

Selain itu, program vaksinasi yang terus dipercepat dan diakselerasi sekaligus masifnya upaya tracing, testing dan treatment sekaligus kampanye jaga jarak turut menjadi aspek dalam memulihkan ekonomi.

“Bila semua ini dilakukan kami optimis Indonesia akan bisa mengatasi penyakit ini. Penyakit ini tidak akan hilang tapi langkah ini akan membangkitkan ekonomi,” katanya.
<!--more-->
Meski demikian, Mattoo mengingatkan masih terdapat beberapa tantangan bagi Indonesia termasuk mengenai vaksinasi yakni pemerataan serta anggarannya mengingat negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tersebar luas.

“Ini adalah negara yang sangat terdesentralisasi sehingga mereka harus mampu melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi terkait distribusi dan menghadapi anggaran vaksinasi,” katanya.

Pemerintah Indonesia juga perlu melakukan beberapa reformasi termasuk mengenai jaminan sosial mengingat masih banyak penduduk yang tidak membutuhkan justru mendapat bantuan.

Ia menyarankan Indonesia terus mengembangkan infrastruktur digital agar pemerintah mampu menjangkau masyarakat tidak mampu di seluruh pelosok negeri.

Infrastruktur digital akan membantu pemerintah dalam menyasar masyarakat yang membutuhkan secara lebih baik sehingga efektivitas program jaminan nasional dapat berkelanjutan.

“Saya percaya dalam beberapa bulan ke depan akan sangat penting untuk memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik tersebut.

Baca juga: Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2022 Berubah Jadi 5,2-5,5 Persen, Mengapa?

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

4 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

6 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

11 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

13 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

3 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya