TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah dan Komisi Keuangan DPR menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 2022 di rentang 5,2 sampai 5,5 persen. Target ini sedikit berubah dari asumsi awal yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pidato RAPBN 2022 yaitu 5 sampai 5,5 persen.
"Melihat perkembangan terkini bahwa kebijakan penanganan pandemi termasuk PPKM dan vaksinasi serta penurunan kasus harian, maka aspirasi pertumbuhan 5,2 sampai 5,5 persen memiliki justifikasi," kata Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Hidayat Amir, saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2021.
Hidayat menjelaskan bahwa dalam dua tahun ini pemerintah memang menyampaikan asumsi pertumbuhan ekonomi ke DPR dengan angka rentang. Tahun 2020, pemerintah menyampaikan ke DPR asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2021 di rentang 4,5 sampai 5,5 persen.
Saat ketuk palu APBN 2021, asumsi yang disepakati pemerintah dan DPR adalah 5 persen. Lalu tahun ini, kata Hidayat, pemerintah menyampaikan ke DPR asumsi pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2022 dalam rentang 5 sampai 5,5 persen.
Menurut Hidayat, angka asumsi pertumbuhan ekonomi dibuat dalam rentang untuk menunjukkan masih adanya ketidakpastian yang relatif tinggi. "Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika tidak ada pandemi," kata dia.
Ketidakpastian itu terkait dengan dinamika penularan kasus Covid-19. Ketika kasus penularan meningkat seperti di bulan Juli lalu, maka restriksi aktivitas makin ketat. Kondisi ini akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi.
Meski demikian, pemerintah melihat ada ekspektasi penanganan pandemi sudah makin baik pada 2022, baik di global dan di domestik. Tren pemulihan ekonomi juga akan semakin menguat.
Tapi melihat kondisi terkini karena adanya varian Delta, maka pemerintah memproyeksikan pertumbuhan 2022 di sekitar 5 sampai 5,5 persen. Menurut Hidayat, ini rentang yang cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai perkembangan indikator dan trajektori pemulihan ekonomi. "Termasuk dampak reformasi struktural yang mulai diimplementasikan," kata dia.
Dalam catatan Tempo, munculnya angka 5,2 sampai 5,5 persen juga penuh dinamika. Awalnya pada 20 Mei 2021, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah mengusulkan rentang pertumbuhan ekonomi 2022 yaitu 5,2 sampai 5,8 persen pada rapat paripurna DPR.