Hari Statistik Nasional, Begini Sejarah Terbentuknya BPS

Minggu, 26 September 2021 20:46 WIB

Gedung BPS di Jakarta. Kredit: Antara News/Dewa Wiguna

TEMPO.CO, Jakarta - Tiap 26 September, Indonesia memperingati Hari Statistik Nasional (HSN). Peringatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya statistik.

Di Indonesia terdapat lembaga bernama Badan Pusat Statistik. Pada awalnya BPS bernama Biro Pusat Statistik yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 8 Tahun Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik.

Melansir dari laman resmi BPS, bps.go.id, kegiatan statistik di Indonesia sudah dilakukan sejak pemerintahan Hindia Belanda. Hal ini diawali dengan pembentukan lembaga di bawah Direktur Pertanian, Kerajinan, dan Perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Handel) di Bogor pada Februari 1920 yang bertugas mengolah dan mempublikasikan data statistik.

Advertising
Advertising

Empat tahun berselang, tepatnya 24 September 1924, kegiatan statistik berpindah ke Jakarta dan berubah nama menjadi Centraal Kantoor Voor De Statistiek (CKS). Lembaga ini mulai melakukan sensus penduduk pada 1930. Ini merupakan sensus penduduk pertama di Indonesia.

Setelah Jepang mengambil alih pemerintahan di Indonesia CKS berganti nama menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu yang fokus untuk kebutuhan militer dan perang.

Ketika Indonesia merdeka pada 1945, Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu diubah namanya menjadi Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik Indonesia (KAPPURI) agar terkesan lebih nasionalsi dan dipimpin oleh Abdul Karim Pringgodigdo. Lima tahun kemudian melalui Surat Edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 Nomor 219/S.C., lembaga KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) yang berada dalam naungan Menteri Kemakmuran.

Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 172 tanggal 1 Juni 1957, KPS berubah menjadi Biro Pusat Statistik dan bertanggungjawab langsung kepada Perdana Menteri.

Biro Pusat Statistik melaksanakan sensus pertama secara serentak pada 1961 sesuai dengan Undang-Undang No.6/1960. Sensus dilaksanakan mulai dari tingkat provinsi hingga kecamatan.

Akhirnya pada 19 Mei 1997, pemerintah melalui UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengubah nama Biro Pusat Statistik menjadi “Badan Pusat Statistik”. Selanjutnya, melalui Keputusan Presiden No.86 Tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik, menetapkan perwakilan BPS di daerah merupakan Instansi Vertikal dengan nama BPS Provinsi, BPS Kabupaten/BPS Kotamadya.

TATA FERLIANA

Baca juga:

BPS Ungkap Nikel Sumbang Hampir Tiga Perempat Nilai Ekspor Sulsel

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

5 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

5 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

24 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

26 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

26 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya