Proyek Bandara Antariksa, BRIN: Sudah Ada Konsorsium yang Minat

Minggu, 26 September 2021 09:52 WIB

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk "Peluang Investasi dan Pengembangan Riset Teknologi di Indonesia" yang dilangsungkan virtual pada Jumat, 21 Mei 2021. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan proyek bandara antariksa di Indonesia terus berjalan. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut sudah ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat untuk terlibat.

"Kami akan bermitra dengan konsorsium swasta," kata Handoko dalam keterangan tertulis pada Minggu, 26 September 2021.

Menurut Handoko, bandara ini nantinya bukan sekedar fasilitas negara untuk riset saja. Akan tetapi, sekaligus berfungsi untuk bisnis peluncuran satelit.

Proyek ini sebenarnya sudah mulai digagas beberapa tahun yang lalu. Rencana induk pembangunan bandara antariksa (space spot) telah tertuang dalam UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.

Handoko mengatakan kesiapan lahan dan investor adalah dua syarat pembangunan bandara antariksa. Kalau dua syarat itu sudah jelas, barulah BRIN akan memulai pembangunan roket pengorbit satelit.

Advertising
Advertising

Walau sudah ada konsorsium yang berminta, Handoko belum membeberkannya karena bersifat rahasia. Ia hanya mengatakan bahwa bisnis ini bersifat multinasional sehingga membutuhkan kerjasama internasional.

Terkait lokasi, pilihan awal ada di Biak, Papua. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah pernah melakukan studi kelayakan di Biak dan lokasinya diketahui sudah sesuai dalam hal teknis dan lingkungan fisik.

<!--more-->

Namun untuk luasannya harus diperluas karena belum memenuhi persyaratan minimum 1000 hektar untuk kebutuhan yang lebih besar. "Selain itu ada aspek sosial budaya yang harus difikirkan secara serius,” kata Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Erna Sri Adiningsih.

Alternatif lain yaitu di Motorai, Maluku Utara. Akan tetapi, Handoko mengatakan BRIN masih melakukan evaluasi terhadap lokasi ini. “Biak bukan satu-satunya lokasi ideal dan BRIN belum investasi apapun," kata dia.

Akan tetapi, Handoko memastikan posisi geografis Indonesia lebih menguntungkan untuk meluncurkan satelit. Menurut dia, ada potensi penghematan bahan bakar karena gravitasi di Indonesia lebih mendukung dan lebih menguntungkan daripada India.

"Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim, mitigasi bencana, dan sebagainya,” kata dia.

BACA: Kontribusi Swasta Dalam Riset Kecil, BRIN Akan Jadi Fasilitator

Berita terkait

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

1 hari lalu

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

1 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

1 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

2 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

2 hari lalu

Pelita Air Resmi Buka Penerbangan Langsung Kendari-Jakarta

Maskapai Pelita Air secara resmi membuka rute penerbangan baru Bandara Haluoleo Kendari-Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya