Jokowi Resmikan Pabrik Hot Strip Mill 2 Krakatau Steel: Hanya Ada 2 di Dunia
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Selasa, 21 September 2021 10:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Pabrik Hot Strip Mill 2 (HSM 2) atau pabrik pengerolan baja lembaran panas milik PT Krakatau Steel (Persero) di Cilegon, Selasa, 21 September 2021. Pabrik ini memproduksi hot rolled coil (HRC).
Jokowi mengatakan pabrik yang dibangun menggunakan teknologi terkini dari Jerman ini hanya ada dua di dunia. “HSM 2 Krakatau Steel dibangun menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja. Hanya ada dua di dunia, pertama di Amerika Serikat dan kedua di Indonesia,” ujar dia dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.
Presiden berharap keberadaan pabrik HSM 2 Krakatau Steel bisa meningkatkan produksi baja dalam negeri untuk kebutuhan industri maupun ekspor. Selama ini, komoditas baja merupakan komoditas kedua tertinggi yang diimpor oleh Indonesia.
“Kita harapkan bisa menghemat devisa Rp 29 triliun per tahun,” kata Jokowi. Dia berpesan agar perusahaan menjaga kualitas produk yang dihasilkan supaya mampu bersaing dengan negara lain.
Dalam kunjungannya, Jokowi didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inevstasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim. Ada pula Ketua DPR Puan Maharani.
Pabrik HSM 2 memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton per tahun. Adapun Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengklaim pabrik ini menghasilkan lembaran baja dengan kualitas terbaik.
<!--more-->
“Produksi baja ini akan meningkatkan kapasitas produksi nasional, juga meningkatkan daya saing produk baja Indonesia. Pabrik ini lebih efisien memangkas biaya operasi 25 persen dan produknya memiliki hasil kualitas baik,” ujar Silmy.
Dengan teknologi terkini, lembaran baja yang telah melalui proses reduksi ditipiskan dari ketebalan sebelumnya 30-50 milimeter menjadi 1,4-16 milimeter. Hasil produksi pun disebut-sebut menjadi yang paling tipis di Indonesia.
Lembaran baja yang diproduksi oleh HSM 2 dapat digunakan untuk industri otomotif premium dengan high specific strength. Nantinya, produk itu dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri dalam negeri maupun ekspor.
Dibangun sejak 2016, HSM 2 membutuhkan total investasi senilai US$ 521 juta atau Rp 7,5 triliun. Pabrik ini mulai beroperasi pada 2021 dan merupakan bagian dari target peningkatan kapasitas kolaster industri baja berkapasitas 10 juta ton yang akan terealisasi pada 2022.
Silmy menjelaskan, Krakatau Steel bersama Korea Selatan akan merealisasikan investasi baru dengan nilai US$ 700 juta untuk memproduksi produk turunan HRC. Investasi juga dilanjutkan dengan kerja sama senilai US$ 3 miliar untuk menambah fasilitas produksi baja di hulu.
“Kami yakin komnsumsi baja nasional tumbuh siring dengan pembangunan infrastrktur dan industri yang berkembang,” kata Silmy.
<!--more-->
Silmy menerangkan, dalam kurun 5 tahun dari 2014, konsumsi baja per kapita tumbuh 50 kilogram per kapita per tahun menjadi 71 kilogram per kapita per tahun. Di bawah kepemimpinan Jokowi, dia menyebut konsumsi baja per kapita telah meningkat 40 persen.
Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan Krakatau Steel sebagai perusahaan pelat merah terus memperbaiki kinerjanya. Setelah melalui dua tahap restrukturisasi, Erick mengatakan Krakatau Steel yang delapan tahun terus merugi, kini mencatatkan untung.
“Sekarang untung Rp 800 miliar. Tapi saya biang ke manajemen jangan berpuas diri. Ini penting agarkita terus meningkatkan performance Krakatau Steel,” ujar Erick.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Yang Dibahas Ahok Saat Bertemu Bos Krakatau International Port