Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 8 Juni 2021. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menanggapi penghentian laporan sementara kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) oleh Bank Dunia akibat dugaan skandal mantan pejabatnya. Bahlil mengatakan ia pernah menerima informasi perihal adanya kejanggalan dalam laporan EODB pada Februari lalu.
“Memang tujuh bulan lalu kami sudah mendapat laporan pertama dari World Bank, kemudian di bulan Juli saya ke Amerika Serikat dalam rangka mengurus ini,” ujar Bahlil dalam konferensi pers yang dilaksanakan secara virtual pada Jumat, 17 April 2021.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui ada lobi-lobi dalam menyusun laporan peringkat kemudahan berusaha. Bahlil pun mengibaratkan lobi-lobi ini sebagai lompat indah.
“Jadi bahwa negara yang kita agung-agungkan bersih itu tidak selalu. Ternyata ya, gitu deh. Enggak semuanya juga kita pikir bagus itu bagus,” ujar Bahlil.
Kendati begitu, Bahlil mendukung upaya Bank Dunia mengusut tuntas skandal manipulasi dalam laporan EODB. Dia mengatakan Bank Dunia akan menggunakan metode baru untuk menggelar survei yang lebih akuntabel.
Bank Dunia sebelumnya mengumumkan telah menyetop sementara laporan kemudahan berbisnis akibat adanya dugaan skandal yang melibatkan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF). Skandal disinyalir terjadi pada 2018-2020 menurut keterangan resmi Bank Dunia. <!--more--><!--more--> "Setelah penyimpangan data Doing Business 2018 dan 2020 dilaporkan secara internal pada Juni 2020, manajemen Bank Dunia menghentikan sementara laporan Doing Business berikutnya dan memulai serangkaian tinjauan dan audit atas laporan dan metodologinya," tulis Bank Dunia pada Jumat, 17 September 2021.
Bank Dunia mengendus adanya permasalahan etika dan akuntabilitas yang dilakukan oleh mantan pejabat lembaga internasional itu dan melakukan evaluasi. Manajemen juga menggelar audit atas laporan-laporan EODB.
Setelah meninjau semua informasi yang dihimpun tentang EODB, Bank Dunia memutuskan mengambil kebijakan menghentikan laporan dan akan menyusun metode anyar untuk mengukur peringkat kemudahan berusaha selanjutnya.
"Grup Bank Dunia tetap berkomitmen kuat untuk memajukan peran sektor swasta dalam pembangunan dan memberikan dukungan untuk membuat peraturan yang mendukung hal ini. Ke depan, kami akan mengerjakan pendekatan baru untuk menilai iklim bisnis dan investasi," tulis Bank Dunia.
Adapun laporan kemudahan berusaha Bank Dunia selama ini telah membantu negara-negara membuat keputusan yang tepat untuk meningkatkan perekonomiannya. Penelitian juga telah menjadi alat bagi sektor swasta, masyarakat sipil, akademikus, jurnalis, dan pihak lain memperluas pemahaman tentang isu-isu global.