Terkini Bisnis: Sulitnya Bahlil Nego dengan LG, Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak
Reporter
Tempo.co
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 15 September 2021 12:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis sejak pagi hingga Rabu siang, 15 September 2021 dimulai dari Bahlil Lahadalia menceritakan sulitnya meloloskan negosiasi proyek pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik dengan LG Energy Solution Ltd.
Ada juga kabar Pesawat kargo Rimbun Air seri twin other 200 PK-OTW hilang kontak di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Rabu pagi ini dan Pelonggaran PPKM belum berhasil mendongkrak okupansi hotel di Bali.
Selain itu kabar Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 tercatat sebesar US$ 415,7 miliar alias sekitar Rp 5926,63 triliun. Berikut empat berita terkini yang menarik pembaca pada siang ini:
1. Bahlil Cerita Sulitnya Negosiasi dengan LG, Buat Draf MoU hingga 21 Kali
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menceritakan sulitnya meloloskan negosiasi proyek pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik dengan LG Energy Solution Ltd. Bahlil mengatakan ia sampai harus bolak-balik ke Korea Selatan sebanyak tujuh kali dan mengganti draf nota kesepahaman atau MoU puluhan kali.
“Kami melakukan lobi negosiasi, MoU-nya dibuat 21 kali drafnya. Lalu tujuh kali ke korea baru bisa teken (MoU). Luar biasa sekali negosiasinya,” ujar Bahlil dalam acara seremoni peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 15 September 2021.
Indonesia meneken MoU dengan LG Energy Solution pada 18 Desember 2020. MoU ditandatangi setahun setelah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi meneken nota kesepahaman pada proyek hilirisasai industri kendaraan listrik bersama Hyundai Motor Group.
LG pun bersepakat membentuk konsorsium dengan Hyundai Motor Group. Perusahaan asal Korea Selatan itu membentuk perusahaan patungan atau joint venture untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik dengan investasi senilai US$ 9,8 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun.
<!--more-->
2. Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak di Intan Jaya, Ini Penjelasan Kemenhub
Pesawat kargo Rimbun Air seri twin other 200 PK-OTW hilang kontak di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Rabu pagi, 15 September 2021. Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas dari Kabupaten Nabire pukul 06.40 WIT membawa bahan bangunan.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, menyatakan AirNav Sugapa terakhir melakukan kontak dengan pilot pukul 07.37 WIT. “Hingga saat ini tidak ada komunikasi dengan Pesawat Rimbun Air PK-OTW,” ujar Adita dalam keterangannya, Rabu, 15 September 2021.
Adapun pesawat dikemudikan oleh pilot bernama Hj. Mirza. Pesawat tersebut juga diawaki oleh Fajar sebagai kopilot dan Iswahyudi sebagai teknisi.
Adita menyatakan Kantor Otoritas Bandara Wilayah X Merauke terus melakukan koordinasi bersama Tim Aparat Keamanan dan BASARNAS untuk melakukan pencarian perihal hilangnya kontak pesawat tersebut.”Perkembangan lanjut akan kami laporkan,” tutur Adita.
3. 50 Persen Hotel di Bali Masih Tutup, Okupansi Mendekati Nol Persen
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya berujar, pelonggaran PPKM belum berhasil mendongkrak okupansi hotel di Pulau Dewata. Ia menyebut jumlah kunjungan tamu per hari yang sebanyak 4.000 orang tak sebanding dengan total kamar hotel di Bali.
“Jumlah wisatawan domestik datang per hari hanya 3.500-4.000. Ini belum signifikan berpengaruh dibandingkan total kamar yang mencapai 146 ribu lebih. Jadi ekornya saja belum terisi,” ujar Rai saat dihubungi Tempo pada Rabu, 15 September 2021.
Rai menjelaskan, rata-rata okupansi hotel masih di bawah 7 persen bahkan mendekati nol persen. Persebaran turis pun belum merata sehingga terdapat daerah yang masih sangat sepi, seperti Kuta dan Ubud.
PHRI Bali menyatakan sebanyak 50 persen hotel di Pulau Dewata masih memilih tutup. Musababnya, untuk mencapai titik impas atau break even point, tingkat okupansi hotel harus menyentuh 40 persen. Bila hotel beroperasi dengan tingkat hunian minim, pengelola tidak dapat memenuhi biaya produksi.
<!--more-->
4. Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 5.926,63 T pada Juli 2021
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 tercatat sebesar US$ 415,7 miliar alias sekitar Rp 5.926,63 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.257 per dolar AS.
Angka tersebut tumbuh 1,7 persen year-on-year. Utang tersebut tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,0 persen yoy.
"Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 September 2021.
ULN Pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah di bulan Juli 2021 mencapai US$ 205,9 miliar atau tumbuh 3,5 persen yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Juni 2021 sebesar 4,3 persen yoy.