Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro, Ini Target Pertumbuhan Ekonomi di 2022

Senin, 30 Agustus 2021 19:17 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat mengkiuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 22 Juli 2019. Rapat kerja tersebut beragendakan pembahasan laporan realisasi semester I dan prognosis semester II pelaksanaan APBN TA 2019 serta Laporan dan pengesahan hasil pembahasan panja perumus kesimpulan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah, Bank Indonesia dan Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati besaran asumsi dasar ekonomi makro, target pembangunan, dan indikator pembangunan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022. Salah satu yang disetujui adalah asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan.

"Setuju," ujar para peserta rapat menjawab pertanyaan dari Ketua Komisi Keuangan DPR Dito Ganinduto dalam rapat di Kompleks Parlemen, Senin, 30 Agustus 2021.

Berdasarkan rapat tersebut, mereka menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2022 berada di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen. Angka ini lebih besar dari target yang dibacakan Presiden Joko Widodo dalam nota keuangan beberapa pekan lalu yang menargetkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5-5,5 persen.

Selain itu, inflasi dan nilai tukar rupiah disepakati sebesar sama dengan usulan nota keuangan. Inflasi disepakati di kisaran 3 persen year-on-year, sementara nilai tukar rupiah masih diasumsikan Rp 14.350 per dolar AS. Adapun tingkat suku bunga SUN 10 tahun diturunkan menjadi 6,8 persen dari sebelumnya 6,82 persen.

Berikutnya, pemerintah dan DPR juga menyepakati besaran target pembangunan. Target tersebut antara lain tingkat pengangguran terbuka 5,5-6,3 persen, tingkat kemiskinan 8,5-9 persen. rasio gini 0,376-0,378, dan indeks pembangunan manusia 73,41-73,46. Kesepakatan tersebut sama dengan usulan dalam nota keuangan.

Advertising
Advertising

Adapun untuk indikator pembangunan, mereka menyepakati nilai tukar petani 103-105 dan nilai tukar nelayan 104-106.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ke depannya masih banyak ketidakpastian yang akan dihadapi Indonesia. Namun, ia yakin dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, Bank Indonesia, dan DPR, pertumbuhan ekonomi dapat dikawal dalam menghadapi pandemi ini.

Baca: RI Disebut Sulit Kembali jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas, Kenapa?

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

15 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

2 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

2 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

3 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

3 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya