PMN Rp 6,2 T untuk Tol Sumatera Cair, Erick Thohir: Yang Lainnya Masih Proses
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 30 Agustus 2021 17:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir melaporkan Penyertaan Modal Negara (PMN) 6,2 triliun untuk PT Hutama Karya (persero) sudah cair. Modal ini untuk membangun tol Trans Sumatera yang sekarang dikerjakan Hutama Karya.
Hutama Karya adalah satu dari 9 BUMN yang menerima PMN pada 2021. Secara keseluruhan, pemerintah akan menyuntik dana Rp 37,4 triliun untuk keseluruhan BUMN penerima.
"Lainnya dalam masih proses," kata Erick dalam rapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021.
Tahun ini pun sebenarnya jatah modal negara Hutama Karya cuma Rp 6,2 triliun saja. Modal ini diberikan agar Hutama bisa menyelesaikan 3 ruas tol Trans Sumatera: Kuala Tanjung – Parapat, Lubuk Linggau Bengkulu, dan Sigli-Banda Aceh.
Di tengah jalan pada Juli 2021, Erick meminta tambahan modal ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Salah satunya Hutama Karya dengan usulan Rp 19 triliun. Tujuannya masih untuk penyelesaian tol Trans Sumatera.
Tapi usulan yang disetujui Sri Mulyani hanya Rp 9 triliun saja. "Ini kemarin sudah masuk (disetujui) di HK (Hutama Karya), yaitu Rp 9 triliun," kata Erick.
Tak hanya Hutama Karya, modal baru juga diberikan untuk PT Waskita Karya (persero) Tbk. Di APBN 2021, sebenarnya tidak ada jatah suntikan modal untuk Waskita.
Tapi di tengah jalan, Erick juga mengusulkan modal Rp 7,9 triliun ke Sri Mulyani. Tujuannya untuk penguatan modal persero dalam rangka restrukturisasi dan investasi jalan tol.
<!--more-->
Usulan diterima dengan nominal yang sama. Sehingga, total ada tambahan suntikan modal Rp 16,9 triliun (Hutama dan Waskita). "Terima kasih atas dukungan komisi 6," kata Erick.
Aneka suntikan modal ini juga sempat direspon oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Anggota BPJT Eka Pria Anas menganggap wajar aliran deras PMN untuk proyek jalan tol.
Proyek penugasan pemerintah, kata dia, umumnya memiliki rasio pengembalian investasi yang rendah. Hutama Karya, contohnya, sudah menjadi langganan penerima PMN untuk menggap jalan tol Trans Sumatera.
"Lalu lintas harian di Sumatera masih rendah. Kalau tak ada PMN perusahaan bisa kesulitan keuangan," ujarnya, dikutip dari Koran Tempo, 27 Agustus 2021.
BACA: PMN Waskita Karya Rp 7,9 T untuk Rampungkan 7 Ruas Tol di Jawa dan Sumatera