Bos BI Sebut Tak Hanya Covid-19 yang Pengaruhi Pemulihan Ekonomi Global

Senin, 30 Agustus 2021 14:32 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ditemui usai memberikan key note speech dalam acara Simposium Asia's Trade and Economic Priorities 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa 29 Oktober 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan setidaknya ada dua risiko yang akan membayangi pemulihan ekonomi global pada tahun ini dan tahun depan.

Faktor pertama, kata Perry, adalah perkembangan varian Delta Covid-19 yang merebak akhir-akhir ini. Hal tersebut juga terjadi di banyak negara.

“(Varian Delta) tentu saja mempengaruhi pola perekonomian global ke depan, tergantung kemajuan vaksin dan besarnya stimulus,” ujar Perry dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR, Senin, 30 Agustus 2021.

Ia menjelaskan, perkembangan varian Delta Covid-19 sangat mempengaruhi divergensi pertumbuhan ekonomi global. Hal tersebut juga dikhawatirkan bakal berimbas terhadap kinerja ekspor Indonesia.

“Kami lihat peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi terbuka, hanya saja risiko-risiko itu perlu diantisipasi,” kata Perry.

Advertising
Advertising

Selain itu, kata Ferry, ada faktor kedua yakni waktu pemberlakuan dan besarnya perubahan kebijakan moneter di Amerika Serikat. Kebijakan tersebut yang dikenal dengan istilah tapering.

Bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) sebelumnya telah memberi sinyal bahwa pengurangan likuiditas akan mulai dilakukan pada akhir 2021. Namun khusus untuk rencana kenaikan suku bunga baru bakal dilakukan pada penghujung 2022.

“Reaksi pasar pemahamannya semakin baik dan itu yang harus terus kita antisipasi perubahan-perubahan ini dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pasar SBN,” ucap Perry.

Tahun ini BI memperkirakan ekonomi global akan tumbuh sebesar 5,8 persen dan bakal turun menjadi 4,3 persen pada tahun 2022. Perbaikan ekonomi ini didorong oleh pemulihan ekonomi yang kuat di AS dan Cina, serta ekonomi Eropa yang diperkirakan membaik.

BISNIS

Baca: Indocement Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Hingga 10 September, Syaratnya?

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

2 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya