Sri Mulyani Waspadai Dampak Tapering The Fed Terhadap Nilai Tukar Rupiah
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 30 Agustus 2021 14:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan tapering yang akan dilakukan bank sentral Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang harus diantisipasi. Pasalnya kebijakan tersebut diperkirakan bisa memengaruhi nilai tukar rupiah.
Ia mengatakan seiring dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat, maka dolar AS pun cenderung menguat. Di sisi lain Amerika mengalami inflasi yang cukup tinggi.
"Yang kemudian akan di-signal-kan Jerome Powell sebagai Gubernur Bank Sentral The Federal Reserve untuk melihat apakah tapering-nya akan dilakukan secara lebih awal, ini semua faktor yang sangat menentukan gerakan suku bunga internasional maupun denominasi dolar dari yield-nya," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi Keuangan DPR, Senin, 30 Agustus 2021.
Dua faktor tersebut, menurut Sri Mulyani, perlu diantisipasi dampaknya terhadap pergerakan rupiah. Meskipun, rupiah dari sisi depresiasi year-to-date-nya masih di kisaran 2,3 persen.
"Dibandingkan negara lain emerging country yang alami koreksi lebih dalam, Indonesia relatif baik," kata Sri Mulyani.
<!--more-->
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan persepsi investor terhadap risiko Indonesia dilihat dari CDS telah membaik dan mendekati awal tahun, yaitu di 67,8. "Ini dua faktor yang akan memengaruhi sisi nilai tukar rupiah, maupun persepsi risiko translasi dalam bentuk yield suku bunga SBN," ujar dia.
Pada 2022, pemerintah memproyeksikan nilai tukar rupiah terjaga di kisaran Rp 14.350 per dolar AS. Adapun suku bunga SBN 10 tahun diperkirakan di kisaran 6,32 sampai 7,27 persen dengan titik tengah 6,82 persen.
Sebelumnya, Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan kemungkinan saat ini menjadi momentum yang tepat bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk mulai tapering atau pengurangan pembelian aset tahun ini.
"Pandangan saya adalah bahwa tes 'progres lebih lanjut yang substansial' telah dipenuhi untuk inflasi. Ada juga progres yang jelas menuju lapangan kerja maksimum," kata Powell dalam pidatonya pada Simposium Ekonomi Tahunan Jackson Hole Federal Reserve Bank of Kansas City, Jumat, 27 Agustus 2021.
The Fed telah berikrar untuk mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada level rekor terendah mendekati nol, sambil melanjutkan program pembelian aset, setidaknya saat ini sebesar 120 miliar dolar AS per bulan sampai progres lebih lanjut yang substansial dibuat pada lapangan kerja dan inflasi.
Risalah pertemuan The Fed Juli menunjukkan sebagian besar pejabat Fed mengindikasikan sudah tepat bagi bank sentral itu memulai tapering pembelian aset tahun ini, namun tidak ada keputusan mengenai pembelian aset yang dibuat pada pertemuan itu.
CAESAR AKBAR | BISNIS
Baca: Sri Mulyani: Terus Terang, PPKM Beri Dampak Luar Biasa untuk Ekonomi