Jokowi Ingin Masyarakat Hidup Bersama Pandemi, Menkes Beberkan Strateginya
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 23 Agustus 2021 21:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah penularan kasus Covid-19 yang masih berlangsung, Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin masyarakat bisa segera hidup bersama pandemi. Jokowi pun sudah memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk bisa mulai mempersiapkan strategi yang diperlukan.
"Di ratas (rapat terbatas) tadi, bapak presiden meminta kami untuk bisa mulai menyusun strategi hidup bersama pandemi, bukan hanya strategi penanganan pandemi," kata Budi Gunadi dalam konferensi pers virtual pada Senin, 23 Agustus 2021.
Untuk bisa hidup bersama pandemi, Jokowi kemudian memberikan tiga arahan kepada Menkes. Budi Gunadi pun menyebut akan segera menindaklanjuti tiga arahan tersebut. Rinciannya yakni sebagai berikut:
1. Protokol Berbasis Aplikasi
Dalam arahan Jokowi, hal pertama yang paling penting agar bisa menyeimbangkan hidup sehat dan bermanfaat secara ekonomi adalah protokol kesehatan yang harus disiplin. Sehingga, protokol ini akan dibuka bertahap di masing-masing kota.
Kemenkes juga sudah bekerja sama dengan beberapa asosiasi dan perkumpulan untuk menyusun protokol kesehatan berbasis teknologi informasi yang berpusat pada aplikasi PeduliLindungi. "Aplikasi ini akan dipakai secara nasional untuk menjaga implementasi protokol kesehatan," kata dia.
Nantinya, protokol kesehatan berbasis aplikasi ini akan ditetapkan di semua sektor. Mulai dari perdagangan modern dan tradisional, transportasi, industri hingga kantor, pariwisata seperti pertandingan bola hingga konser musik, kuliner dan restoran, pendidikan, hingga ritual keagamaan.
Detail protokol kesehatan berbasis aplikasi ini sedang disusun. Tujuannya agar masyarakat bisa hidup bersama pandemi ini. "Dengan menyeimbangkan antara sisi kesehatan dan aktivitas ekonomi," kata Budi Gunadi.
<!--more-->
3. Testing Epidemiology
Pemerintah juga akan memperkuat testing dan tracing. Jokowi memerintahkan testing dan tracing ini harus terarah dan tidak dilakukan secara massal alias benar-benar untuk yang butuh. "Istilahnya ahli kesehatan, testing epidemiology, bukan testing untuk screening," kata Budi Gunadi.
Dalam praktiknya, testing hanya akan dilakukan pada suspek atau kontak erat pasien Covid-19 yang memang bergejala. "Bukan semua orang dites karena mau beraktivitas," kata Menkes.
Sama seperti protokol kesehatan, testing dan tracing yang kuat sangat diperlukan untuk bisa hidup bersama pandemi. "Kalau nanti sudah berubah, yang tadinya lawan pandemi atasi pandemi, menjadi hidup bersama pandemi," kata Budi Gunadi.
3. Perawatan atau Therapeutic
Terakhir, Jokowi memberi arahan ke Menkes agar nantinya harus ada perawatan untuk layanan primer isolasi-isolasi dengan pengobatan dasar. Sehingga, rumah sakit hanya diisi dengan kasus kritis dan berat saja.
Untuk urusan ini, Jokowi memerintahkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono melakukan kajian. "Bagaimana bisa fokuskan perawatan yang kritis dan berat di rumah sakit, dan mengurangi tingkat kematian yang relatif masih tinggi," kata Budi.
Sehingga, pemerintah akan mendorong layanan primer seperti puskesmas dan klinik untuk merawat orang-orang yang hanya perlu isolasi atau pengobatan di tahap dasar. Sehingga ke depannya pemerintah tidak hanya ingin bicara soal penanganan pandemi, tapi juga hidup bersama pandemi.
Baca: Jokowi Turunkan Status PPKM Level 4 di Jawa-Bali jadi Level 3, Ini Sebabnya