Terpopuler Bisnis: Faisal Basri Soal Utang hingga Lo Kheng Hong Borong Saham
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Sabtu, 21 Agustus 2021 06:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat, 20 Agustus 2021, dimulai dari Faisal Basri menyebut utang terbesar saat Jokowi memimpin bukan untuk infrastruktur hingga Lo Kheng Hong borong saham emiten yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo.
Adapula berita tentang porsi saham Garuda milik Chairul Tanjung hingga nasib proyek ibu kota baru.
1. Faisal Basri Sebut Utang Terbesar saat Jokowi Memimpin Bukan untuk Infrastruktur
Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menjelaskan persentase lonjakan belanja pemerintah yang berasal dari utang selama kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan didominasi oleh pembangunan infrastruktur, melainkan pembayaran bunga utang. Mengacu data Kementerian Keuangan, pembayaran bunga utang selama periode 2014-2019 meningkat hingga 106 persen.
Dia pun membandingkan belanja modal yang peningkatannya lima kali lebih rendah di periode yang sama. Alokasi belanja modal ini mencerminkan pengeluaran untuk anggaran infrastruktur yang dipakai dalam satu tahun.
Di dalam tulisannya, ia menampilkan tabel berisi tren belanja modal selama kurun waktu 20014-2019 hanya meningkat sebesar 21 persen. "Peningkatan terbesar ternyata untuk bayar bunga utang (106 persen). Menyusul belanja barang yang naik 89 persen, lalu belanja pegawai 54 persen. Belanja sosial hanya naik sebesar 15 persen,” ujar Faisal dalam situs pribadinya, faisalbasri.com, Jumat, 20 Agustus 2021.
Sementara itu pada periode 2019-2022, kenaikan belanja untuk pembayaran beban bunga utang diprediksi mencapai 47 persen. Sedangkan peningkatan belanja modal hanya 11 persen. Pada periode tersebut, pos bantuan sosial menduduki posisi kedua dengan kenaikan 30 persen.
“Jika kita keluarkan pos belanja hibah dan belanja lainnya, setelah pandemi pun–sebagaimana terlihat dari perkembangan 2019-2022–peningkatan belanja terbesar masih dipegang oleh pos pembayaran bunga utang,” ujar Faisal.
<!--more-->
2. Manajemen Beberkan Porsi Saham Garuda, Berapa Milik Chairul Tanjung?
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Prasetio membeberkan porsi kepemilikan saham maskapai pelat merah, termasuk Chairul Tanjung. Per Desember 2020, Chairul melalui Tras Airways mengempit seperempat dari total saham Garuda.
"Share Trans Airways sebesar 25,81 persen," ujar Prasetio pada paparan publik, Kamis, 19 Agustus 2021.
Sedangkan saham terbesar dimiliki oleh pemerintah Indonesia dengan porsi 60,54 persen. Adapun saham sisanya dikempit oleh institusi lokal sebesar 4,76 persen, retail lokal 5,78 persen, institusi asing 3,04 persen, dan retail asing 0,08 persen.
Pada kuartal IV 2020, total kapitalisasi pasar emiten berkode GIAA itu sebesar Rp 10,4 triliun atau turun dari 2019 yang sebesar Rp 12,89 triliun. Saham Garuda pada akhir tahun lalu ditutup di level 402, juga turun dari 2019 yang berada di posisi 498.
Mantan perwakilan Chairul Tanjung alias CT di Garuda Indonesia, Peter Frans Gontha, beberapa waktu lalu menjelaskan posisi saham dan kerugian Trans Airways. Peter menyebutkan CT memiliki nilai investasi dari pembelian saham di Garuda sebesar US$ 350 juta dengan porsi 28 persen.
Peter mengatakan saat CT membeli saham Garuda sembilan tahun lalu, nilai saham perseroan masih Rp 620 per lembar saham. Namun kini nilai saham itu anjlok di kisaran Rp 200-an.
Kerugian dihitung dari berbagai sisi, termasuk selisih nilai tukar. Saat melakukan pembelian saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 8.000.
<!--more-->
3. Meski Tak Dianggarkan, Anak Buah Sri Mulyani: Proyek Ibu Kota Baru Jalan Terus
Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menyampaikan rencana pembangunan ibu kota negara atau ibu kota baru di Kalimantan Timur masih terus berjalan. Pernyataan ini disampaikan di tengah kosongnya anggaran untuk ibu kota baru di 2022
"Pada dasarnya, prosesnya saat ini masih terus dilakukan diskusi," kata Rionald dalam diskusi DJKN pada Jumat, 20 Agustus 2021.
Saat ini, kata dia, yang memimpin pembentukan peraturan perundang-undangannya tetap Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). "Jadi saat ini masih terus difinalisasi," kata anak buah Menteri Sri Mulyani Indrawati ini.
Di saat yang bersamaan, diskusi antar kementerian pun terus berjalan terkait pembiayaan dan penataan. Sehingga, Rionald meyakinkan bahwa progres dari rencana ini terus berjalan.
Pada 16 Agustus 2021, Presiden Jokowi sama sekali tidak menyinggung soal pemindahan ibu kota dalam pidato Nota Keuangan dan APBN 2022. Di hari yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pemerintah belum mengalokasikan anggaran untuk program ibu kota baru pada 2022.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Lo Kheng Hong Borong 3,5 Juta Lembar Saham Emiten Hary Tanoe
Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali berbelanja saham MNC Group yang dipimpin Hary Tanoesoedibjo, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dikutip Jumat, 20 Agustus 2021, kepemilikan Lo Kheng Hong di saham BMTR kembali bertambah dari 1.009.193.700 pada 16 Agustus 2021 menjadi 1.012.693.700 pada 18 Agustus 2021.
Dengan demikian, emiten yang mendapat julukan Warren Buffett Indonesia itu mengakumulasi 3,5 juta lembar saham BMTR.
Setelah transaksi, persentase kepemilikannya naik dari 6,09 persen menjadi 6,11 persen per akhir sesi 18 Agustus 2021.
Adapun, saham BMTR stagnan di level Rp 270 pada sesi 18 Agustus 2021. Total nilai transaksi perdagangan di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp 12,69 miliar.
Lo Kheng Hong terpantau beberapa kali mengakumulasi saham BMTR sepanjang periode berjalan 2021. Pada Januari 2021 misalnya. Dia membeli 1,5 juta lembar dan 7,2 juta lembar pada akhir Januari 2021.
Lo Kheng Hong lanjut memborong 15,54 juta saham BMTR pada awal Februari 2021 dan terus bertambah hingga menembus angka kepemilikan 6,09 persen per 16 Agustus 2021.
Baca berita selengkapnya di sini.