Dirut Perum Bulog Budi Waseso (tengah) dan Direktur Operasi dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi (kanan) berbincang dengan pedagang ketika meninjau kestabilan harga gula di Pasar Jatinegara, Jakarta, Jumat 15 Mei 2020. Perum Bulog menggelar operasi pasar khusus gula guna menstabilkan harga secara serentak di seluruh Indonesia yang saat ini masih di atas harga eceran tertinggi atau HET pemerintah yakni Rp 12.500 per kilogram. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan beras bantuan sosial (bansos) yang ditemukan berkualitas buruk akan langsung diganti. Budi alias Buwas menjelaskan, penggantian dilakukan oleh transporter, yakni PT Pos Indonesia dan DNR Corporate.
"Saya bilang barang yang rusak tidak perlu dicek laboratorium dulu. Begitu dilaporkan rusak, langsung kita ganti, tak perlu menunggu pengecekan," ujar Buwas di kantornya, Kamis, 12 Agustus 2021.
Dia mengatakan Bulog telah mendapatkan laporan adanya beras bansos rusak yang diterima warga di beberapa daerah. Di Pandeglang, misalnya, ia menyebut ada tiga beras paket beras rusak dari total 464 paket yang disalurkan.
Buwas mengatakan kerusakan terjadi saat proses pengiriman akibat kondisi alam. Sedangkan di daerah lain, beras-beras yang dilaporkan rusak akan ditarik untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut di laboratorium.
Pengecekan bertujuan untuk mengetahui penyebab beras memiliki kualitas buruk. "Apakah kerusakan itu berasal dari kami atau bukan," ujar Buwas.
Direktur Utama PT Pos (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi menjelaskan, beras rusak yang ditemukan warga di Pandeglang terjadi karena saat proses pengiriman terdapat kendala. Tiga paket beras tersebut, kata Faizal, tertetes air hujan sehingga menggumpal saat diterima warga.
"Setelah ditemukan kerusakan, Kami bikin berita acara sehingga saat itu juga Bulog langsung mengganti. Kerusakan memang tidak bisa dihindari karena cuaca," kata Faizal.
Bulog memperoleh penugasan untuk menyalurkan beras kepada 28,8 juta penerima manfaat. Sebanyak 20 juta beras telah selesai disalurkan kepada penerima manfaat pada tahap pertama. Sedangkan penyaluran tahap kedua sedang berjalan dan diberikan kepada 8,8 juta keluarga.
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
4 jam lalu
Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh
Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024