Terpopuler Bisnis: Syarat Penerima Subsidi Upah hingga Kebiasaan Lo Kheng Hong
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Minggu, 1 Agustus 2021 06:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 31 Juli 2021, dimulai dari aturan baru penyaluran Bantuan Subsidi Upah 2021 hingga kebiasaan Lo Kheng Hong.
Adapula berita Lion Air Group memastikan 8.050 karyawan yang berstatus dirumahkan tidak dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan PT Hero Supermarket Tbk. akan tutup permanen seluruh gerai Giant.
Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang kemarin:
1. Ada Perubahan, Simak 11 Syarat Ketentuan Penerima Subsidi Upah Rp 1 Juta
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah telah menerbitkan aturan baru untuk penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) 2021. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2021, merevisi Permenaker 14 Tahun 2020.
"Saya berharap bisa digunakan sebaik-baiknya," kata Ida dalam konferensi pers pada Jumat, 30 Juli 2021. Tempo mencatat ada sejumlah perubahan baru yang ditetapkan oleh Ida untuk BSU 2021 ini dibandingkan BSU 2020, berikut di antaranya:
1. Data Administratif
Ada dua data yang dibutuhkan dan masih sama dengan tahun lalu. Pertama, WNI yang dibuktikan dengan kepemilikan NIK (nomor induk kependudukan). Kedua, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan per Juni 2021.
2. Bekerja di Daerah PPKM Level 4 dan 3
Ini adalah aturan baru, karena di tahun 2020 belum ada ketentuan soal Level PPKM ini. Adapun aturan lengkap soal daftar daerah yang masuk PPKM Level 4 dan 3 tahun ini bisa dicek di Lampiran I pada Permenaker 16 Tahun 2021.
3. Sektor Usaha Prioritas
Pada 2020, tidak ada aturan soal sektor usaha prioritas. Tapi di tahun 2021 ini, ada sektor yang diutamakan yaitu industri barang konsumsi, transportasi, aneka industri, properti dan real estate, perdagangan dan jasa kecuali jasa pendidikan dan kesehatan, sesuai dengan klasifikasi data sektoral di BPJS Ketenagakerjaan.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Rumahkan 35 Persen atau 8.050 Karyawan, Lion Air: Bukan PHK
Lion Air Group memastikan 8.050 karyawan yang berstatus dirumahkan tidak dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menjelaskan perusahaan terpaksa merumahkan sekitar 5.750 hingga 8.050 karyawannya menyusul pengurangan kapasitas penerbangan akibat dampak pandemi Covid-19.
"Kami mengumumkan pengurangan tenaga kerja dengan merumahkan karyawan menurut beban kerja di unit masing-masing yaitu kurang lebih prosentase 25-35 persen karyawan dari 23 ribu karyawan. Status tidak PHK," kata Danang dalam siaran pers, Sabtu, 31 Juli 2021.
Dia menuturkan selama karyawan yang berstatus dirumahkan, Lion Air Group akan berusaha membantu memberikan dukungan biaya hidup sesuai kemampuan perusahaan.
Selama dirumahkan akan diadakan pelatihan secara virtual sesuai dengan bagian masing-masing. Keputusan ini berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Danang menjelaskan keputusan berat tersebut diambil bertujuan utama sebagai konsentrasi efektif dan efisien, sejalan mempertahankan bisnis yang berkesinambungan dan perusahaan tetap terjaga, merampingkan operasi perusahaan, mengurangi pengeluaran dan merestrukturisasi organisasi di tengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal dari dampak pandemi Covid-19.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Giant Tutup Permanen Mulai Besok, Hero Nego Pengalihan Kepemilikan ke Pihak III
Perusahaan retail PT Hero Supermarket Tbk. akan tutup permanen seluruh gerai Giant mulai besok.
"Betul, sesuai dengan yang telah kami sampaikan sebelumnya, seluruh gerai Giant akan berhenti beroperasi pada akhir Juli 2021," kata Head of Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket Diky Risbianto saat dihubungi Sabtu, 31 Juli 2021.
Namun, dia enggan memberikan angka jumlah gerai yang akan ditutup. Dia hanya mengatakan bahwa Hero secara keseluruhan kini mengoperasikan 395 gerai, tetapi angka tersebut akan berkurang menyusul peralihan fokus yang sedang dilakukan.
"Seberapa jauh berkurangnya angka tersebut akan bergantung pada jumlah gerai yang dikonversi menjadi IKEA dan Hero Supermarket. Kami juga sedang menegosiasikan potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant dengan pihak ketiga," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur Hero Supermarket Patrik Lindvall mengatakan seperti bisnis mumpuni lainnya, perseroan terus beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah
"Termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia; sebuah tren yang juga terlihat di pasar global,” kata Patrik melalui keterangan resmi, Selasa, 25 Mei 2021.
<!--more-->
4. Kebiasaan Lo Kheng Hong: Baca 4 Koran, Laporan Keuangan, Statistik Pasar Modal
Investor kawakan Lo Kheng Hong baru-baru ini membeberkan alasannya untuk tidak membeli saham IPO Bukalapak. Sebab, menurutnya saham perusahaan teknologi itu tidak masuk dalam kriteria pilihannya.
Pria kelahiran Jakarta, 20 Februari 1959 ini merupakan investor ulung dan banyak mengemukakan pendapatnya mengenai saham. Ia menyebutkan ada tiga kriteria perusahaan yang diperhatikannya dalam memilih dan membeli saham. Pertama, perusahaan tersebut harus dikelola oleh orang jujur dan berintegritas.
Kedua, perusahaan itu memiliki bidang usaha yang bagus. Ketiga, perusahaan tersebut harus memiliki catatan kinerja laba yang besar. "Saya tidak beli Bukalapak karena tidak masuk kriteria ketiga saya. Bukan untung besar, rugi besar," ujarnya.
Pria yang juga dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia ini, sudah 24 tahun menjadi investor saham. Sebagai investor, yang menurutnya bisa kaya walau dengan rebahan saja, Pada 2012, ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun. Dengan kekayaan tersebut, Kheng Hong—begitu ia disapa—tidak lepas dari kepemilikan perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.
Dilansir dari swa.co.id, dalam kesehariannya Kheng Hong memiliki kebiasaan yang sering ia sebut dengan RTI (reading, thinking, dan investing). “Saya membaca 4 koran yang datang ke rumah saya setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal. Saya tidak perlu berjuang dengan kemacetan setiap hari,” ujarnya.
Walaupun memiliki kekayaan hingga triliunan, Kheng Hong tidak seperti para jutawan umumnya. Ia mengungkapkan tidak memiliki 5 hal seperti: kantor, pelanggan layaknya para pebisnis atau marketing perusahaan, karyawan, bos, dan utang satu rupiah pun. Bahkan, semua properti yang ia miliki dibeli secara tunai.
Baca berita selengkapnya di sini.