Pekerja sedang membersihkan logo bank BCA di Jl. Jend Sudirman, Jakarta, Jum'at (26/12). BI menilai industri perbankan tidak perlu mengerem penyaluran kredit di sektor properti pada 2009 meskipun pertumbuhan ekonomi tidak terlalu besar. TEMPO/Wahyu S
TEMPO.CO, Jakarta - Emiten perbankan, PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, berencana melakukan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:5.
Rapat Direksi & Komisaris BCA PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada tanggal 29 Juli 2021 telah menyetujui aksi korporasi stock split dengan rasio 1 saham lama menjadi 5 saham baru.
Nilai nominal per unit saham BBCA saat ini adalah Rp 62,50, sedangkan nilai nominal per unit saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp 12,5.
Dengan aksi korporasi ini, total jumlah saham BBCA akan membesar dari 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan pemecahan nilai saham itu dilakukan karena mencermati perkembangan dan dinamika ekonomi dan pasar di dalam negeri, termasuk aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
“Melalui aksi korporasi stock split ini, kami berharap harga saham BBCA akan lebih terjangkau bagi para investor ritel, utamanya demografi investor muda yang saat ini aktif meramaikan bursa. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan kami untuk meningkatkan likuiditas perdagangan di pasar modal dalam negeri,” katanya, Jumat, 30 Juli 2021. <!--more--> Harga saham BBCA pada pada penutupan perdagangan bulan Juli 2021 ini terhenti di angka Rp 29.850 per unit saham. Di mana untuk para investor yang ingin membeli 1 lot saham BBCA harus mengeluarkan dana sebesar Rp 2,9 juta.
Jika mengacu pada harga penutupan tersebut, ketika stock split selesai, BBCA akan diperdagangkan di harga yang relatif murah yakni sekitar Rp 5.950 per unit karena pembulatan ke bawah dari Rp 5.970 per unit. Dengan demikian, harga untuk membeli 1 lot saham BBCA menjadi hanya perlu dana Rp 597 ribu.
Sementara itu, manajemen BCA akan menggelar Rapat umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 23 September mendatang. Rapat tersebut untuk meminta restu kepada para pemegang saham terkait rencana stock split.
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
2 hari lalu
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia
Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.