Indofarma hingga Roche Jelaskan Masalah di Balik Kelangkaan Obat Terapi Covid-19

Sabtu, 31 Juli 2021 19:14 WIB

Favipiravir hasil produksi dari PT Kimia Farma, Tbk. (kiri) dan Desrem Remdesivir Inj 100mg akan segera dipasarkan oleh PT Indofarma, Tbk. Kredit: Bio Farma

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah perusahaan menjelaskan persoalan di balik kelangkaan obat terapi Covid-19 di tanah air beberapa hari terakhir. Salah satunya karena tiga obat yang bergantung pada impor dan belum diproduksi di dalam negeri, yaitu Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas.

Direktur Produksi dan Supply Chain PT Indofarma Tbk Jejen Nugraha menceritakan bahwa salah satu kendala impor obat terapi tersebut ada pada perbedaan fasilitas produksi di dalam negeri. Indofarma salah satu perusahaan yang mengimpor Remdesivir dengan nama dagang, Desrem.

Perbedaan fasilitas yang dimaksud menyangkut suhu udara penyimpanan Remdesivir yang lebih rendah dari fasilitas yang ada di Indofarma. Selain itu produksi Remdesivir di luar negeri menggunakan medium penyimpanan vial, sementara di Indofarma menggunakan ampul.

Adapula soal hak paten pada bahan baku Remdesivir jika ingin memproduksi di dalam negeri. Kendati demikian, Indofarma kini sedang mencoba menyelesaikan sejumlah masalah tersebut agar Remdesivir bisa diproduksi di dalam negeri.

"Indofarma dapat bahan akhir Agustus (2021), ini potensi bisa diproduksi sendiri," kata Jejen saat dihubungi di Jakarta, Sabtu, 30 Juli 2021.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyadari adanya kekurangan stok obat seperti Remdesivir dan Actemra di tanah air. "Remdesivir yang kurang, dan tadi Actemra," kata Luhut pada 12 Juli 2021.
<!--more-->
Lalu pada 26 Juli 2021, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa Remdesivir, Actemra, dan juga Gammaraas, belum bisa diproduksi di dalam negeri. Di sisi lain, pasokan ketiga obat di seluruh dunia juga sedang terbatas.

Untuk itu, Budi menyebut akan ada impor Remdesivir sebanyak 150 ribu (Juli 2021) dan 1,2 juta (Agustus 2021). "Sekarang kita sudah dalam proses untuk bisa membuat Remdesivir di dalam negeri," kata Budi dalam keterangan tertulis pada 26 Juli 2021.

Berikutnya impor Actemra sebanyak 1.000 vial (Juli 2021) dan 138 ribu vial (Agustus 2021). Lalu, Gammaraas sebanyak 26 ribu (Juli 2021) dan 27 ribu (Agustus 2021). Salah satu yang terlibat adalah Indofarma yang mendatangkan Remdesivir dari India.

"Sampai akhir tahun, kami akan mendatangkan sekitar 1 juta 60 ribu," kata Jejen saat dihubungi di Jakarta, Sabtu. Ini hanya sebagian dari rencana impor. Kemungkinan, kata dia, ada pabrikan lain yang ikut mengimpor.

Indofarma mengimpor Remdesivir dengan merek Desrem dari Mylan, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat. Myland memiliki fasilitas laboratorium di Bangalore, India.

Pharma Sales and Marketing Manager Indofarma Darkono juga menjelaskan bahwa perusahaan juga telah mendatangkan 50 ribu vial Remdesivir dari Myland per 19 Juli 2021 dan 70 ribu vial pada 24 Juli 2021.
<!--more-->
Selain itu, ada juga 170 ribu vial obat yang dalam proses Redressing. "Jadi total untuk Juli ini kami akan menyediakan Remdesivir di angka 290 ribu vial," kata Darkono dalam diskusi bersama Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh indonesia (PERSI) pada 19 Juli 2021.

Sebenarnya, kata Darkono, Indofarma masih bisa mendatangkan 270 ribu vial Remdesivir lagi untuk Agustus 2021. Akan tetapi, perusahaan masih memiliki keraguan terkait hal ini.

"Apakah nanti permintaan akan tetap tinggi? Karena ini terkait investasi kami," kata Darkono. Sehingga, Indofarma kini dalam posisi menunggu terlebih dahulu.

Selain Remdesivir, kelangkaan juga terjadi pada Tocilizumab. Dikutip dari Bisnis.com pada 28 Juli 2021, laman resmi Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan obat terapi Covid-19 yaitu Farmaplus dalam beberapa hari terakhir mencatat produk tersebut kosong atau tidak tersedia.

Salah satu produsennya yaitu Roche Group di Swiss yang memasarkan Tocilizumab dengan merek dagang Actemra. Dalam keterangan pada 17 Juli 2021, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyebut pemerintah sudah berkomunikasi langsung dengan Roche di Swiss.

Corporate Affairs and Access PT Roche Indonesia Lucia Erniawati menyebut pihaknya memang kesulitan memenuhi permintaan Actemra saat ini. Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.

Lucia pun membenarkan bahwa sudah ada pembicaraan antara Budi Gunadi Sadikin dan CEO Roche Group. "Tapi belum ada komitmen terkait angka," kata dia dalam diskusi bersama PERSI.

Meski demikian, Lucia menyebut pihaknya kini sedang melipatgandakan produksi internal. Lalu, Roche juga sedang dalam proses kerja sama dengan mitra mereka, Novartis, yang ke depan akan ikut memproduksi obat ini. Akan tetapi, obat tersebut baru akan siap 3 sampai 4 bulan ke depan. "Jadi memang masih cukup lama," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Baca juga: WHO Rekomendasikan Obat Roche dan Sanofi untuk Kurangi Kematian Akibat Covid-19

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

14 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

14 jam lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

16 jam lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

17 jam lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

1 hari lalu

Ini Aturan Mengenai Kewarganegaraan Ganda di Indonesia Hingga Kasus yang Pernah Terjadi

Pernyataan Menteri Koordinator Marves Luhut Pandjaitan soal pemberian kewarganegaraan ganda bagi diaspora disorot media asing. Bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

1 hari lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

1 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

1 hari lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

2 hari lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

3 hari lalu

Media Asing Soroti Tawaran Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora dari Luhut

Media asing menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Pandjaitan soal tawaran kewarganegaraan ganda

Baca Selengkapnya